• Ototekno

Mitos Beringin Kembar di Keraton Yogyakarta yang Melegenda

M. Habib Saifullah | Selasa, 10/12/2024 18:05 WIB
Mitos Beringin Kembar di Keraton Yogyakarta yang Melegenda Beringin kembar di Alun-Alun Kidul (Selatan) Keraton Yogyakarta (Foto: tourwisatajogja.com)

JAKARTA - Pohon Beringin Kembar yang berdiri tegak di tengah Alun-Alun Kidul (Selatan) Keraton Yogyakarta bukan sekadar elemen lanskap belaka. Pohon ini menyimpan mitos dan nilai-nilai filosofis yang telah menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat Jawa selama berabad-abad.

Lebih dari sekadar pohon, Beringin Kembar ialah simbol sakral yang menyiratkan harmoni, keseimbangan, dan hubungan antara manusia, alam, dan dunia spiritual.

Mitos Pohon Beringin Kembar

Ritual Masangin atau Ujian Ketulusan Hati

Mitos paling terkenal terkait Pohon Beringin Kembar adalah ritual Masangin, singkatan dari "masuk di antara dua beringin." Ritual ini dilakukan dengan cara berjalan lurus melewati celah antara dua pohon beringin sambil mata tertutup.

Konon, hanya mereka yang memiliki hati bersih dan niat tulus yang bisa berjalan lurus tanpa menyimpang. Jika seseorang gagal, hal itu dianggap sebagai tanda adanya niat buruk atau hati yang tidak murni. Ritual ini sering dilakukan oleh masyarakat lokal dan wisatawan sebagai uji spiritual sekaligus hiburan.

Penjaga Gaib yang Sakral

Masyarakat percaya bahwa Pohon Beringin Kembar dijaga oleh makhluk gaib yang bertugas melindungi kesakralan tempat tersebut. Penjaga ini dianggap menjaga harmoni energi spiritual di area alun-alun dan keraton. Oleh karena itu, pohon ini sering menjadi tempat masyarakat memanjatkan doa atau memberikan sesaji sebagai bentuk penghormatan.

Gerbang ke Dunia Gaib

Ada mitos yang menyebutkan bahwa Pohon Beringin Kembar adalah "gerbang" menuju dunia lain atau dimensi gaib. Hal ini diyakini oleh mereka yang percaya pada kekuatan spiritual pohon beringin sebagai penghubung antara dunia manusia dan dunia roh.

Pohon Beringin Kembar di Era Modern

Hingga kini, Pohon Beringin Kembar tetap menjadi pusat perhatian dalam tradisi dan budaya Yogyakarta. Pohon ini tidak hanya digunakan dalam upacara adat, seperti Grebeg Keraton, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang penuh makna spiritual.

Dalam kehidupan modern, ritual Masangin sering dilakukan oleh wisatawan yang ingin mencoba "tantangan spiritual" sambil merasakan aura sakral dari pohon beringin.