Wamenperin Sebut Perlu Ada Insentif Industri Besar yang Gandeng IKM

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 10/12/2024 18:43 WIB
Wamenperin Sebut Perlu Ada Insentif Industri Besar yang Gandeng IKM Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza (tengah) dalam acara Temu Bisnis IKM Komponen Otomotif dengan Industri Besar yang digelar di Jakarta pada Selasa (Foto: Ist)

JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, perlu ada pemberian insentif bagi industri besar yang terlibat dalam program link and match dengan industri kecil dan menengah (IKM), khususnya dalam sektor otomotif.

Menurut Wamenperin Faisol, pemberian insentif ini akan memperkuat kolaborasi dan membantu membangun rantai pasok di dalam negeri yang lebih solid.

“Upaya ini penting karena dari komitmen dan konsistensi ini semua lini bisnis bisa jadi satu atau terintegrasi dalam membangun rantai pasok industri di dalam negeri,” kata dia.

Hal tersebut Wamenperin sampaikan dalam acara "Temu Bisnis IKM Komponen Otomotif dengan Industri Besar" yang digelar di Jakarta pada Selasa (10/12).

Dalam kesempatan itu, Wamenperin menuturkan bahwa tahun ini industri otomotif tengah menghadapi tantangan besar. Namun, ia melihat ada peluang yang dapat dimanfaatkan, di antaranya dengan memaksimalkan kemitraan antara IKM dan industri besar.

“Tahun ini, industri otomotif tengah menghadapi tantangan yang cukup berat. Situasi ini perlu disikapi dengan serius oleh kita semua, karena biasanya di setiap tantangan itu ada kesempatan atau peluang," ujar Wamenperin.

Ia berharap, program link and match serupa bisa dilaksanakan di berbagai sektor industri lainnya. Program ini diyakini akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi kemitraan dan rantai pasok sekaligus mendukung pelaku IKM untuk dapat terus meningkatkan daya saingnya.

“Melalui komitmen kemitraan ini juga turut mendukung kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan substitusi impor yang bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri agar bisa menjadi market leader di tanah air,” ujar dia.

Program link and match antara IKM komponen otomotif dengan industri besar merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU oleh Kemenperin dan Kadin Indonesia yang dilakukan pada tahun 2022 lalu, dan telah rutin dilakukan penjalinan kerja sama sampai tahun 2024. Sepanjang tahun 2022-2024, telah terjaring sebanyak 122 IKM yang telah bermitra dengan 55 Tier-1 APM.

“Hal ini juga mendorong produk IKM memiliki pasar yang berkelanjutan dan pelaku IKM juga terpacu untuk dapat naik kelas yang diharapkan mampu menimbulkan efek multiplier pada pertumbuhan industri otomotif dalam negeri,” ungkap Faisol.

Faisol juga menjelaskan bahwa melalui program “link and match”, yang telah mempertemukan 122 IKM dengan 55 perusahaan Tier-1 APM sejak 2022, IKM otomotif kini memiliki akses pasar yang lebih luas. Kolaborasi ini tidak hanya membantu IKM meningkatkan kualitas dan daya saing, tetapi juga berpotensi menumbuhkan efek multiplier yang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia.

Faisol pun turut mengapresiasi mitra-mitra Kemenperin seperti Kadin Indonesia dan PT Astra International yang telah berkontribusi dalam memperkuat sektor IKM otomotif.

Wamenperin juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam terlaksananya penandatanganan 60 MoU antara 57 IKM komponen otomotif dan 28 industri besar.

“Harapan saya agar hasil dari MoU ini dapat terealisasi dengan baik dan terus dimonitor keberlanjutannya dan semoga ini menjadi sinyal baik atas kebangkitan industri otomotif nasional serta menghasilkan sinergi yang baik antar kedua belah pihak,” ujar Faisol.