• News

Kelompok Pria Bersenjata Culik Puluhan Wanita dan Anak-anak di Nigeria

Tri Umardini | Rabu, 11/12/2024 03:01 WIB
Kelompok Pria Bersenjata Culik Puluhan Wanita dan Anak-anak di Nigeria Para wanita bereaksi saat anak-anak yang dibebaskan setelah diculik oleh orang-orang bersenjata di Kuriga berkumpul kembali dengan keluarga mereka pada 28 Maret 2024. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Kelompok pria bersenjata telah menculik puluhan wanita dan anak-anak di wilayah barat laut Nigeria, yang terbaru dalam serangkaian penculikan yang terjadi di wilayah tersebut.

Polisi mengatakan insiden itu terjadi pada hari Minggu (8/12/2024) di desa Kafin Dawa di Negara Bagian Zamfara.

Warga melaporkan sekelompok pria yang membawa senapan serbu mendatangi rumah-rumah dan menculik orang.

“Kami mengetahui bahwa mereka menculik lebih dari 50 wanita, termasuk wanita yang sudah menikah dan anak-anak perempuan,” kata Hassan Ya`u, seorang warga yang berhasil melarikan diri tetapi adik perempuannya diculik.

“Seluruh desa dicekam ketakutan saat suara tembakan bergema selama operasi berlangsung,” kata penduduk lainnya yang dikutip oleh situs berita Nigeria Daily Trust, yang melaporkan 43 orang diculik.

Polisi Zamfara mengatakan mereka telah mengerahkan pasukan keamanan tambahan ke daerah tersebut.

Penculikan untuk meminta tebusan oleh orang-orang bersenjata, yang dikenal secara lokal sebagai bandit, marak terjadi di barat laut Nigeria karena tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, dan maraknya senjata api ilegal.

Pada bulan Maret tahun ini, orang-orang bersenjata menculik lebih dari 130 pelajar di kota barat laut Kuriga untuk meminta tebusan.

Para pelajar tersebut dibebaskan “tanpa cedera” beberapa minggu kemudian setelah negosiasi “jalur belakang” yang intensif, kata pemerintah saat itu.

Penculikan dari sekolah-sekolah Nigeria pertama kali dilakukan oleh kelompok bersenjata Boko Haram, yang menculik 276 siswi dari sebuah sekolah perempuan di Chibok di timur laut Negara Bagian Borno pada tahun 2014.

Beberapa dari gadis-gadis itu tidak pernah dibebaskan, dan sebagian besar dari mereka dipaksa menikah dengan para pejuang tersebut.

Dalam penculikan massal lainnya pada bulan Juli 2021, sekelompok pria bersenjata menculik lebih dari 150 mahasiswa dalam sebuah penggerebekan.

Para mahasiswa tersebut dipertemukan kembali beberapa bulan kemudian dengan keluarga mereka setelah mereka dilaporkan membayar uang tebusan.

Setidaknya 1.400 anak telah diculik sejak 2014. (*)