Mengenal Fenomena Brain Drain yang Disinggung oleh Mendikdasmen

M. Habib Saifullah | Kamis, 12/12/2024 18:15 WIB
Mengenal Fenomena Brain Drain yang Disinggung oleh Mendikdasmen Ilustrasi mahasiswa sedang membaca buku (Foto: REUTERS)

JAKARTA - Belum lama ini, ramai menjadi perbincangan soal pernyataan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro bahwa penerima beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) tidak harus kembali ke tanah air.

Menurutnya hal ini merupakan upaya untuk membuka akses di kancah internasional. Meski begitu, muncul pro dan kontra mengenai wacana kebijakan tersebut, pasalnya hal itu dinilai berpotensi menimbulkan fenomena yang dikenal sebagai brain drain. 

Potensi munculnya fenomena brain drain juga sempat disinggung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti. Dia mengatakan, para talenta muda Indonesia yang berada diluar negeri diharapkan kembali ke Indonesia, hal ini tentu bertujuan untuk membawa bekal pengetahuan di luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia sebagai kontribusinya membangun Tanah Air.

Namun tahukah kamu apa itu brain drain? simak ulasannya berikut ini:

Brain Drain Secara Etimologi

Istilah brain drain sendiri pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti "pengeringan otak" atau "kekeringan otak." Secara etimologis, kata ini terdiri dari dua kata yaitu brain yang Mengacu pada otak, dalam konteks ini melambangkan kecerdasan, keterampilan, dan keahlian individu.

Sementara Drain mengacu pada pengeringan atau pengaliran keluar suatu sumber daya, yang dalam konteks ini berarti hilangnya sumber daya manusia berkualitas.

Istilah ini pertama kali digunakan pada pertengahan abad ke-20 untuk menggambarkan migrasi para ilmuwan dan profesional terampil dari Inggris ke Amerika Serikat dan Kanada setelah Perang Dunia II. Seiring waktu, penggunaannya meluas untuk merujuk pada hilangnya tenaga kerja terampil dari satu negara atau wilayah ke tempat lain.

Brain Drain Secara Terminologi

Secara terminologi, brain drain didefinisikan sebagai migrasi atau perpindahan tenaga kerja terampil, cerdas, dan profesional dari satu negara atau wilayah ke negara atau wilayah lain yang menawarkan peluang kerja, gaji, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Fenomena ini biasanya terjadi di negara-negara berkembang, di mana para profesional, seperti dokter, insinyur, ilmuwan, dan akademisi, meninggalkan negaranya untuk bekerja di negara maju. Faktor yang mendorong brain drain sering kali melibatkan kombinasi antara faktor pendorong (push factors) di negara asal dan faktor penarik (pull factors) di negara tujuan.

Faktor Penyebab Brain Drain

Brain drain dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama:

1. Faktor Pendorong (Push Factors)

Faktor-faktor ini berasal dari negara asal dan memotivasi individu untuk meninggalkan tempat mereka berasal:

  • Keterbatasan peluang kerja yang sesuai dengan keahlian.
  • Gaji rendah dan kondisi kerja yang tidak memadai.
  • Instabilitas politik atau konflik sosial.
  • Kurangnya fasilitas penelitian dan pengembangan.
  • Kualitas hidup yang buruk, termasuk infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan.

2. Faktor Penarik (Pull Factors)

Faktor-faktor ini berasal dari negara tujuan yang menarik tenaga kerja terampil untuk bermigrasi:

  • Peluang kerja yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi.
  • Stabilitas politik dan sosial.
  • Fasilitas pendidikan dan penelitian yang canggih.
  • Standar hidup yang lebih tinggi, termasuk akses ke layanan kesehatan dan keamanan sosial.
  • Kemungkinan mendapatkan kewarganegaraan atau izin tinggal jangka panjang.

Dampak Brain Drain

1. Dampak Negatif pada Negara Asal

  • Kehilangan Talenta: Kekurangan tenaga kerja terampil di sektor-sektor penting, seperti kesehatan dan teknologi.
  • Keterlambatan Pembangunan: Hilangnya profesional berpengalaman dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan inovasi.
  • Pengeluaran Pendidikan yang Sia-sia: Negara asal sering kali telah menginvestasikan dana besar untuk pendidikan individu yang akhirnya bekerja di luar negeri.

2. Dampak Positif pada Negara Asal

  • Remitansi: Para migran sering mengirim uang ke keluarga di negara asal, yang dapat meningkatkan perekonomian.
  • Transfer Pengetahuan: Dalam beberapa kasus, individu yang bermigrasi kembali membawa pengetahuan dan pengalaman baru.
  • Konektivitas Global: Meningkatnya jaringan global yang dapat dimanfaatkan untuk kolaborasi lintas negara.

3. Dampak pada Negara Tujuan

  • Keuntungan Ekonomi: Negara maju mendapatkan tenaga kerja terampil tanpa biaya pendidikan.
  • Persaingan Tenaga Kerja: Kadang-kadang dapat menciptakan persaingan di pasar tenaga kerja lokal.

Upaya Mengatasi Brain Drain

  1. Meningkatkan Kondisi Kerja: Memberikan gaji kompetitif dan fasilitas yang mendukung profesional untuk tetap bekerja di dalam negeri.
  2. Menciptakan Peluang Penelitian: Mengembangkan pusat penelitian dan fasilitas inovasi.
  3. Pengakuan Talenta Lokal: Meningkatkan penghargaan dan insentif bagi tenaga kerja terampil.
  4. Kemitraan Global: Membangun program kerja sama internasional yang memungkinkan talenta bekerja secara global tetapi tetap terhubung dengan negara asal.