• News

Israel Mengebom Sekolah PBB di Gaza Tanpa Peringatan, 20 Orang Tewas

Tri Umardini | Selasa, 17/12/2024 02:01 WIB
Israel Mengebom Sekolah PBB di Gaza Tanpa Peringatan, 20 Orang Tewas Seorang pria Palestina bereaksi di samping sebuah mayat di antara puing-puing setelah serangan udara Israel terhadap sekolah yang dikelola UNRWA yang melindungi orang-orang terlantar di Khan Younis. (FOTO: EPA)

JAKARTA - Pasukan Israel telah mengebom sekolah lain yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza selatan, menewaskan sedikitnya 20 warga Palestina terlantar yang berlindung di gedung tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, sementara jumlah korban tewas akibat beberapa serangan di wilayah yang terkepung itu, termasuk di Beit Hanoon, Deir el-Balah dan kamp pengungsi Nuseirat, meningkat.

Lebih dari 60 orang dipastikan tewas akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir, menurut pejabat Palestina.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 45.028 warga Palestina dan melukai 106.962 sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (16/12/2024).

Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah, mengatakan serangan pada Minggu malam di sekolah yang dikelola UNRWA di Khan Younis terjadi “tanpa peringatan apa pun”.

"Warga sipil diserang saat mereka sedang tidur, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka tidak diperingatkan oleh militer Israel sebelum serangan," kata Tareq.

Sekolah Ahmad Bin Abdul Aziz, sebuah gedung tiga lantai, terletak di sebelah Kompleks Medis Nasser. Lantai tiga terkena dampak, "meninggalkan kerusakan yang sangat parah", kata Abu Azzoum.

"Beberapa mayat tercabik-cabik karena skala serangan yang dimaksud," imbuhnya.

"Sekolah tersebut diperkirakan menjadi tempat penampungan ratusan keluarga Palestina dan terletak di tempat yang ramai dengan aktivitas warga sipil."

Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan kekacauan dan pencarian korban yang panik setelah serangan tersebut. Mereka yang terluka dan tewas dibawa ke Kompleks Medis Nasser.

Fasilitas UNRWA di Gaza telah sering menjadi sasaran sejak invasi Israel dimulai.

“Setiap hari, militer Israel fokus menggempur tempat-tempat penampungan yang dikelola PBB tempat warga sipil berlindung, karena kurangnya bangunan yang berdiri dan ruang aman,” kata Abu Azzoum.

`Mengutuk kejahatan pendudukan`

Terjadi lebih banyak serangan di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. Menurut kantor berita Palestina Wafa, pesawat Israel mengebom desa Bani Suheila, menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya.

Sementara itu, di Beit Hanoon di Gaza utara, tempat pasukan Israel menyerbu dan mengepung Sekolah Khalil Oweida pada hari Minggu, jumlah korban tewas meningkat dari 15 menjadi 43, menurut juru bicara Kantor Media Pemerintah di Gaza.

"Kami mengutuk berbagai kejahatan kompleks yang dilakukan oleh tentara pendudukan terhadap rakyat kami. Kami menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk mengutuk kejahatan pendudukan," kata Ismail al-Thwabta.

“Kami menganggap Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab secara hukum atas pembantaian pendudukan tersebut,” tambahnya.

“Kami menuntut agar krisis yang terjadi terhadap rakyat kami segera diakhiri sebelum terlambat.”

Di kamp pengungsi Nuseirat di utara Deir el-Balah, tim penyelamat masih menggali reruntuhan setelah pasukan Israel menyerang rumah milik keluarga Abu Hajar.

Setidaknya lima orang tewas dalam serangan itu, termasuk seorang anak, menurut Wafa. Kamp itu juga menjadi sasaran pasukan Israel pada hari Jumat, menewaskan sedikitnya 30 orang.

Di antara mereka yang tewas dalam serangan di Nuseirat adalah Khaled Nabhan, juga dikenal sebagai Abu Diaa, menurut beberapa laporan berita, yang diverifikasi oleh Unit Sanad Al Jazeera.

Sebuah video Nabhan yang menggendong cucunya yang telah meninggal menjadi viral pada bulan-bulan awal serangan Israel di Gaza.

Dalam beberapa minggu dan bulan setelah kematiannya, Nabhan membantu tim penyelamat dan petugas medis merawat warga Palestina yang terluka sambil berusaha mengatasi kesedihannya.

Setidaknya empat orang juga dilaporkan tewas dalam serangan terpisah terhadap sebuah tenda yang menampung puluhan warga Palestina yang mengungsi, juga di Deir el-Balah, pada Minggu malam.

Pada hari Minggu, pasukan Israel juga mengebom kamp Nuseirat, menewaskan jurnalis Palestina Ahmed al-Louh dan lima pekerja Pertahanan Sipil Palestina.

Al-Louh bekerja sebagai juru kamera untuk Al Jazeera bersama dengan kantor media lainnya. Ia adalah jurnalis ketiga yang berbasis di Gaza yang tewas dalam kurun waktu 24 jam, sehingga jumlah jurnalis Palestina yang tewas oleh pasukan Israel menjadi 196 orang sejak 7 Oktober 2023.

Di lingkungan Shujayea di Kota Gaza, 10 warga sipil tewas dalam serangan Israel terpisah, sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga yang sama. (*)