• News

Kekeringan Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir di Kenya, Jutaan Orang Kekurangan Air dan Makanan

Tri Umardini | Selasa, 17/12/2024 05:01 WIB
Kekeringan Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir di Kenya, Jutaan Orang Kekurangan Air dan Makanan Para perempuan dan anak-anak menunggu giliran di luar Pusat Kesehatan Kalokol Gok, di Kabupaten Turkana, pada 16 Oktober 2024. Pusat tersebut menyediakan obat-obatan dan suplemen makanan, serta memantau kesehatan pasien yang terancam oleh kekeringan parah yang melanda negara tersebut. (FOTO: AL JAZEERA)

JAKARTA - Kekeringan di Kenya telah mencapai tingkat yang dramatis, dengan jutaan orang terkena dampak kekurangan air dan makanan.

Fenomena ini, yang hingga beberapa tahun lalu mengikuti siklus musiman yang dapat diprediksi, telah menjadi semakin sering terjadi dan intens.

Krisis iklim baru-baru ini telah memperburuk kondisi kehidupan penduduk wilayah kering dan semi-kering, yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pertanian dan peternakan.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam fase historis ini, masyarakat Kenya mengalami krisis air terburuk dalam 40 tahun terakhir dan jutaan orang tidak memiliki akses yang stabil ke sumber air yang aman.

Sungai, danau, dan akuifer perlahan-lahan mengering. Di wilayah utara Kenya, perempuan dan anak-anak terpaksa menempuh jarak yang semakin jauh setiap hari untuk mengambil air kotor dari bawah tanah, yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit.

Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB 2024 (COP29) yang diadakan di Baku, Azerbaijan tahun ini, Kenya menegaskan kembali perlunya lebih banyak dukungan keuangan dari negara-negara maju untuk menemukan solusi adaptasi dan membantu negara tersebut mengatasi masa sulit seperti itu.

Di antara hasil utama konferensi tersebut adalah “Pakta Persatuan Iklim Baku”, yang mencakup target keuangan kolektif baru untuk mendukung negara-negara yang rentan dan peta jalan untuk adaptasi iklim global.

Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas ketahanan semua negara yang, seperti Kenya, paling terdampak oleh perubahan iklim – beberapa di antaranya adalah yang paling tidak terindustrialisasi, dan akibatnya, negara-negara dengan emisi gas rumah kaca paling sedikit.

Hasil COP29 menyoroti komitmen global yang kuat untuk mendukung negara-negara yang paling rentan, tetapi tantangan utamanya tetaplah mengubah janji menjadi tindakan nyata untuk mengurangi dampak kekeringan dan perubahan iklim di Kenya dan negara-negara lain yang mengalami situasi serupa. (*)