• News

Ditjen Hubla: Pelaut Perempuan Indonesia Capai 41 Ribu Lebih

Aliyudin Sofyan | Selasa, 17/12/2024 16:30 WIB
Ditjen Hubla: Pelaut Perempuan Indonesia Capai 41 Ribu Lebih Penandatanganan MoU antara WIMA INA, Pertiwi Pertamina Shipping, dan Mutiara Pelindo di Jakarta, Senin (16/12/2024). Foto: dok. Katakini

 

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan menyampaikan, saat ini perempuan yang bekerja di sektor maritim telah melebihi rata-rata global yang hanya 2%.

Demikian disampaikan Sekditjen Hubla Lollan Panjaitan di acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Women in Maritime Indonesia (WIMA INA), Pertiwi Pertamina Shipping, dan Mutiara Pelindo di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

“Kita patut berbangga bahwa per Januari 2024, terdapat 41.011 pelaut perempuan Indonesia, melebihi rata-rata global yang hanya 2%. Hal ini menunjukkan potensi besar perempuan Indonesia untuk memimpin dan berprestasi di industri ini,” kata Lollan melalui keterangannya, Selasa (17/12/2014).

Kegiatan yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu itu, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan sektor maritim yang inklusif dan berkelanjutan.

"Penandatanganan MoU ini adalah momen penting yang menjadi bukti nyata bahwa peran perempuan di sektor maritim semakin diakui dan dihargai," kata Lollan.

Lollan berharap, kerja sama strategis ini tidak hanya meningkatkan kompetensi perempuan di sektor ini tetapi juga mendukung tercapainya visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pada kegiatan yang dirangkaikan dengan diskusi panel bertema “Advancing Women Seafarers Role in Maritime Industry” ini, Lollan menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mengakselerasi keterlibatan perempuan di sektor ini. 

“Kesetaraan gender bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga membawa dampak positif bagi pertumbuhan sektor maritim," ujarnya.

Data menunjukkan bahwa jumlah pelaut perempuan di Indonesia, yang merupakan negara penghasil pelaut terbesar ketiga dunia, terus meningkat. Perkembangan teknologi dan digitalisasi di sektor ini turut membuka peluang baru yang sebelumnya belum terpikirkan. 

“Perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu mendobrak batasan, menjadi kapten kapal, pakar kemaritiman, bahkan pemimpin perusahaan pelayaran. Kita harus terus memberikan dukungan agar mereka semakin berdaya,” tegasnya.

Lollan turut memaparkan langkah yang telah diambil oleh Ditjen Hubla untuk mendukung peran perempuan, termasuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk tampil sebagai presenter dalam Cooperation Forum di Selat Malaka dan Singapura pada Oktober 2024 serta menjadi tuan rumah Women in Maritime – Biofouling Management Workshop yang akan digelar pada Maret 2025 mendatang.

“Sebagai Dewan Anggota IMO, kami mendukung penuh inisiatif-inisiatif yang memungkinkan perempuan memainkan peran kunci di industri ini. Upaya kolektif diperlukan untuk menciptakan ekosistem maritim yang lebih adil dan inklusif,” pungkas Lollan.