JAKARTA - Minum sambil berdiri merupkan kebiasaan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, banyak anjuran, baik dari segi kesehatan maupun etika, menyarankan agar minum sebaiknya dilakukan sambil duduk. Larangan ini bukan hanya soal norma, tetapi juga memiliki dasar yang dapat dijelaskan secara ilmiah dan juga diajarkan dalam ajaran agama.
Dari sudut pandang medis, minum sambil berdiri ternyata dapat memengaruhi sistem pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut penjelasannya:
Ketika kita minum sambil berdiri, air akan langsung mengalir ke dasar lambung dengan cepat tanpa melewati proses penyerapan yang baik. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh dan memicu gangguan pada saluran pencernaan, seperti:
Minum sambil berdiri menyebabkan air mengalir lebih cepat melalui saluran pencernaan dan tidak sepenuhnya disaring oleh ginjal. Ini dapat membebani ginjal dalam proses penyaringan zat-zat yang berbahaya.
Saat kita duduk, saraf parasimpatis lebih aktif, yang membantu tubuh berfungsi dalam keadaan rileks, termasuk dalam proses pencernaan. Namun, saat berdiri, saraf simpatis lebih dominan, sehingga tubuh berada dalam kondisi "siap bergerak," dan ini dapat mengganggu proses pencernaan.
Dalam ajaran Islam, misalnya, terdapat anjuran agar minum dilakukan sambil duduk. Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Jika seseorang lupa, maka hendaklah ia memuntahkannya," (HR. Muslim).
Anjuran ini memiliki dua dimensi:
Selain itu, kebiasaan duduk saat makan dan minum mencerminkan sikap yang lebih mindful (sadar penuh), yang dapat membantu seseorang menikmati makanan dan minuman dengan lebih baik serta mensyukuri nikmat tersebut.
Minum sambil berdiri sering kali dilakukan dalam situasi terburu-buru atau kurang menghargai momen makan dan minum. Hal ini dapat memengaruhi:
Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapat jika membiasakan diri minum sambil duduk: