JAKARTA - Gaya hidup hedonisme semakin sering menjadi topik pembicaraan di era modern ini, terutama di tengah budaya konsumtif yang marak di kalangan anak muda.
Gaya hidup ini sering dikaitkan dengan pencarian kebahagiaan semata-mata dari kesenangan materi atau kesenangan instan. Namun, apa sebenarnya hedonisme itu? Apa dampaknya terhadap individu dan masyarakat? Berikut penjelasan lengkapnya.
Hedonisme berasal dari kata Yunani “hedone” yang berarti kesenangan atau kenikmatan. Dalam konteks gaya hidup, hedonisme adalah pandangan hidup yang menjadikan kesenangan pribadi sebagai tujuan utama dalam kehidupan. Orang yang menganut gaya hidup ini cenderung memprioritaskan kepuasan diri, sering kali dalam bentuk kenikmatan materi, hiburan, atau pengalaman yang bersifat sementara.
Secara filosofis, hedonisme dikaitkan dengan pemikiran bahwa kebahagiaan adalah ukuran tertinggi dari kehidupan yang baik. Namun, dalam praktiknya, hedonisme sering disalahartikan menjadi gaya hidup yang berlebihan, konsumtif, dan cenderung mengabaikan tanggung jawab serta keseimbangan hidup.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri individu yang menerapkan gaya hidup hedonisme:
Pengejaran Kenikmatan Instan
Selalu mencari kesenangan cepat dan langsung, seperti belanja berlebihan, pesta, atau hiburan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya
Konsumtif dan Boros
Berfokus pada pembelian barang-barang mewah atau tren terbaru untuk mendapatkan kepuasan dan pengakuan dari orang lain.
Mengabaikan Masa Depan
Orang dengan gaya hidup hedonis sering kali mengabaikan perencanaan keuangan atau tanggung jawab masa depan demi memenuhi keinginan saat ini.
Mengukur Kebahagiaan dari Materi
Kebahagiaan diukur berdasarkan seberapa banyak barang atau pengalaman mahal yang dimiliki. Mereka sering merasa kurang puas jika tidak memiliki sesuatu yang dianggap mewah.
Mencari Validasi dari Lingkungan Sosial
Selalu ingin menunjukkan kehidupan "sempurna" atau mewah, khususnya melalui media sosial, untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Menghindari Kesulitan
Cenderung menghindari situasi yang membutuhkan usaha keras, disiplin, atau pengorbanan karena dianggap mengganggu kenyamanan pribadi.
Gaya hidup hedonisme dapat memberikan dampak negatif jika tidak dikendalikan dengan baik, di antaranya:
Kebiasaan konsumtif dan hidup mewah tanpa perencanaan dapat membuat seseorang terjebak dalam utang atau kesulitan keuangan di masa depan.
Ketergantungan pada kesenangan instan dapat membuat seseorang merasa cemas atau depresi ketika tidak dapat memenuhi ekspektasi gaya hidup tersebut.
Fokus berlebihan pada kesenangan pribadi dapat membuat seseorang abai terhadap tanggung jawab, hubungan sosial, atau kontribusi bagi masyarakat.
Kebahagiaan yang diperoleh dari gaya hidup hedonis bersifat sementara. Hal ini bisa memicu siklus mencari kesenangan terus-menerus yang tak pernah berujung.
Ada beberapa faktor yang mendorong gaya hidup hedonisme, antara lain:
Pengaruh Media Sosial
Media sosial sering kali memamerkan kehidupan mewah dan glamor yang membuat orang ingin mengikuti tren tersebut agar dianggap "keren" atau sukses.
Tekanan Sosial
Lingkungan sosial atau pertemanan yang konsumtif dapat mendorong seseorang untuk hidup melebihi kemampuan demi pengakuan.
Kebebasan Ekonomi
Peningkatan pendapatan atau akses mudah terhadap kredit dapat mendorong perilaku konsumtif tanpa perencanaan.
Kurangnya Pendidikan Finansial
Tidak memahami pentingnya menabung, investasi, atau perencanaan masa depan dapat membuat seseorang boros dan fokus pada kesenangan sementara.