Inilah Alasan Gempa Bumi Bisa Terjadi

M. Habib Saifullah | Jum'at, 20/12/2024 10:17 WIB
Inilah Alasan Gempa Bumi Bisa Terjadi Ilustrasi gempa

JAKARTA - Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang sering kali terjadi di dunia. Baru-baru ini, Negara Pasifik Vanuatu diguncang gempa bumi berkekuatan 7,5 magnitudo. Gempa ini berada pada kedalaman 57 kilometer dan berpusat pada 30 km di sebelah Port Vila.

Diketahui, Vanuatu merupakan sebuah negera yang berada dalam pertemuan lempeng tektonik Indo-Australias dan Lempeng Pasifik, sehingga gempa bumi menjadi hal yang sering terjadi di Negara Pasifik tersebut.

Namun tahukah kamu bahwa ada berbagai macam penyebab dan alasan mengapa gempa bumi dapat terjadi? Simak ulasannya berikut ini.

1. Pergerakan Lempeng Tektonik

Gempa bumi paling umum disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik di permukaan bumi. Bumi terdiri dari beberapa lempeng tektonik besar yang mengapung di atas lapisan mantel.

Ketika lempeng-lempeng ini bertabrakan, bergeser, atau saling menjauh, energi besar yang tersimpan di zona perbatasan lempeng dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. Peristiwa ini sering terjadi di sepanjang garis patahan, seperti di "Cincin Api Pasifik," wilayah yang terkenal dengan aktivitas seismik tinggi.

2. Aktivitas Vulkanik

Gempa bumi vulkanik terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Ketika magma naik ke permukaan, tekanan besar dari dalam bumi dapat menyebabkan retakan di kerak bumi, yang akhirnya memicu gempa. Gempa vulkanik sering kali menjadi tanda awal erupsi gunung berapi. Fenomena ini biasanya terjadi di wilayah-wilayah dengan banyak gunung berapi aktif, seperti Indonesia, yang terletak di jalur "Cincin Api Pasifik."

3. Penyesuaian Tektonik di Dalam Kerak Bumi

Selain pergerakan antar lempeng, gempa bumi juga dapat terjadi akibat penyesuaian di dalam kerak bumi itu sendiri. Tekanan yang terakumulasi dalam batuan selama jutaan tahun dapat menyebabkan retakan atau patahan di kerak bumi.

Ketika tekanan tersebut melebihi batas kekuatan batuan, terjadi pelepasan energi dalam bentuk gempa. Proses ini dapat terjadi di daerah yang jauh dari batas lempeng, dikenal sebagai gempa intraplate.

4. Longsoran dan Perubahan Geologi Lokal

Gempa bumi juga bisa dipicu oleh longsoran besar, runtuhan bawah tanah, atau aktivitas geologi lainnya. Misalnya, runtuhan gua-gua besar di bawah permukaan bumi dapat menghasilkan getaran yang signifikan. Di wilayah pegunungan, longsoran besar akibat hujan deras atau aktivitas manusia juga dapat memicu gempa bumi kecil, meskipun skalanya biasanya tidak sebesar gempa tektonik.

5. Aktivitas Manusia (Induced Earthquakes)

Selain fenomena alam, aktivitas manusia juga bisa menyebabkan gempa bumi, yang dikenal sebagai induced earthquakes. Aktivitas seperti pengeboran minyak, tambang bawah tanah, injeksi cairan dalam proyek geothermal, atau pembangunan bendungan besar dapat memicu ketidakseimbangan tekanan di bawah permukaan bumi. Contohnya, injeksi cairan dalam jumlah besar ke dalam tanah dapat meningkatkan tekanan pada patahan yang ada, sehingga memicu gempa kecil.

6. Pergerakan Tektonik di Dasar Laut

Gempa bumi bawah laut terjadi ketika lempeng tektonik di dasar laut bergeser atau bertabrakan. Jenis gempa ini sangat berbahaya karena dapat memicu tsunami, yaitu gelombang laut besar yang merambat dengan kecepatan tinggi.

Peristiwa ini biasanya terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik terdorong ke bawah lempeng lainnya. Salah satu contoh gempa bawah laut yang memicu tsunami besar adalah gempa di Samudra Hindia pada tahun 2004.