JAKARTA - Musibah bisa datang kapan saja tanpa terduga. Entah itu gempa bumi, banjir, atau bencana alam lainnya, seperti yang baru saja terjadi di Vanuatu, negara kepulauan Pasifik. Setelah gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang wilayah tersebut, sedikitnya 16 orang meninggal dunia dan kerusakan besar terjadi pada bangunan serta infrastruktur vital seperti pasokan listrik dan air. Kejadian seperti ini tentu meninggalkan kesedihan dan kekhawatiran mendalam bagi korban serta masyarakat luas.
Dalam Islam, setiap ujian hidup—baik yang menyakitkan maupun yang menyenangkan—merupakan bagian dari takdir Allah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. al-Anbiya: 35).
Musibah yang menimpa tidak hanya bisa dilihat sebagai ujian, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Meskipun bencana alam dan cobaan hidup lainnya terkadang terasa berat, umat Islam diajarkan untuk tetap tabah dan selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan.
Ketika tertimpa musibah, seperti gempa atau bencana lainnya, umat Islam dianjurkan untuk mengucapkan kalimat istirja:
"Innalillahi wa inna ilaihi raji`uun" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya akan kembali kepada-Nya). Ini adalah bentuk pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Selain itu, doa yang lebih mendalam pun bisa dipanjatkan, seperti:
“Allahumma ajirhum fii mushibatihim wa akhlif lahum khoiran minhaa”
Artinya: "Ya Allah, berilah mereka pahala dalam musibah mereka dan gantilah dengan yang lebih baik."
Doa ini menjadi pengingat bahwa Allah selalu memberikan jalan terbaik bagi setiap umat-Nya yang sabar dalam menghadapi ujian. Bahkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah, lalu ia mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahumma ajirni fii mushibatii wa akhlif lii khairan minhaa’, maka Allah SWT akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim).
Doa tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama yang sedang tertimpa musibah. Ketika mengetahui ada saudara yang tengah diuji, baik oleh bencana alam maupun cobaan lainnya, kita dianjurkan untuk mendoakan mereka agar diberikan kesabaran dan digantikan dengan yang lebih baik. Bahkan dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk tidak hanya mendoakan diri sendiri, tetapi juga sesama Muslim.
Namun, penting untuk menjaga perasaan orang yang sedang diuji. Doa untuk mereka bisa dilakukan secara diam-diam, agar tidak menyakiti perasaan mereka yang sedang berduka atau menderita. Doa yang tulus dan diam-diam lebih memberikan kekuatan dan kenyamanan, baik bagi yang berdoa maupun yang didoakan.
Dalam setiap musibah, ada hikmah yang tersembunyi. Seperti dalam gempa bumi yang mengguncang Vanuatu, meskipun banyak korban dan kerusakan, musibah ini juga mengingatkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama, meningkatkan kesiapsiagaan bencana, serta meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi segala cobaan hidup.
Kita juga diingatkan oleh Rasulullah SAW untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, baik itu dalam keadaan senang maupun sulit. Karena, pada akhirnya, Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan hamba-Nya. Setiap musibah akan menjadi ladang pahala bagi yang sabar, dan doa yang tulus akan menjadi sumber kekuatan.
Semoga kita selalu diberikan ketabahan dalam menghadapi setiap ujian dan diberikan kekuatan untuk mendoakan sesama yang sedang dilanda musibah. Aamiin.