MAKASSAR - Setelah berjalan selama enam tahun sejak 2018, program pemberdayaan petani yang digagas oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative) resmi berakhir pada 2024.
Program READSI mencatatkan pencapaian dalam meningkatkan kapasitas petani, khususnya di wilayah program seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta membuka akses bagi mereka untuk memperluas usaha pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dalam Knowledge Sharing Meeting Tingkat Nasional yang digelar di Makassar pada 18-20 Desember 2024, Kementan memberikan apresiasi kepada para "Champion" – penerima manfaat terbaik yang telah berperan besar dalam transformasi sektor pertanian di daerah mereka.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menekankan bahwa penghargaan ini bertujuan memotivasi petani, penyuluh, dan fasilitator agar terus menularkan semangat keberhasilan kepada lebih banyak kelompok tani. “Kami ingin penghargaan ini menjadi inspirasi agar semangat pemberdayaan terus berkembang,” ujarnya.
Inneke mengatakan, sejak awal, program ini telah menunjukkan hasil, termasuk pengembangan infrastruktur pertanian, peningkatan gizi keluarga petani, serta pemberdayaan petani muda dalam usaha kakao.
“Program ini juga membuka akses ke pembiayaan bagi lebih dari 8.000 petani, memungkinkan mereka memperluas usaha dan meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Manajer Program READSI, Andi Amal Hayat Makmur, menambahkan bahwa keberhasilan READSI bukan hanya terlihat dalam peningkatan produksi dan pemasaran, tetapi juga dalam membuka akses ke ekosistem bisnis yang lebih luas.
“Kami berupaya memberikan petani lebih dari sekadar pelatihan. Mereka harus memiliki akses ke layanan keuangan dan teknologi yang meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, program ini memberikan "Champion Awards" kepada individu dan kelompok yang telah membawa perubahan signifikan di komunitas mereka. Penghargaan ini diberikan berdasarkan lima indikator utama, termasuk dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan.
Selain itu, acara ini juga meluncurkan buku "Most Significant Changes", yang merangkum kisah sukses serta pelajaran penting yang dapat dijadikan panduan untuk pengembangan program pertanian di masa depan.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya kualitas SDM dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. “Pelatihan yang tepat untuk petani adalah kunci untuk masa depan pertanian Indonesia,” ujar Amran.
Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa pemberdayaan petani seperti yang dilakukan oleh program ini membuka peluang bagi mereka untuk mengelola usaha pertanian yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Program ini membuktikan bahwa dengan pemberdayaan yang tepat, kita bisa meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat ketahanan pangan,” ujar Santi.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, Kementan berharap bahwa dampak positif dari program ini akan terus berlanjut dan dapat diperluas ke seluruh Indonesia, menciptakan masa depan pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan.