• Oase

Kisah Ali bin Abi Thalib, Haidar Sang Penakluk Khaibar

M. Habib Saifullah | Sabtu, 21/12/2024 13:15 WIB
Kisah Ali bin Abi Thalib, Haidar Sang Penakluk Khaibar Ilustrasi perang khaibar (Foto: Jernih.co)

JAKARTA - Perang Khaibar menjadi salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada tahun 7 Hijriah (628 M), ketika Nabi Muhammad SAW memimpin kaum Muslimin untuk menaklukkan benteng-benteng Yahudi di Khaibar, sebuah wilayah strategis di utara Madinah. Ali bin Abi Thalib memainkan peran kunci dalam keberhasilan penaklukan ini dan dikenal sebagai "Sang Penakluk Khaibar."

Penyebab Perang Khaibar

Khaibar ialah daerah yang dikenal dengan benteng-bentengnya yang kuat dan kokoh, serta penduduknya yang memiliki hubungan erat dengan beberapa suku Yahudi yang pernah memerangi kaum Muslimin.

Penduduk Khaibar kerap menjadi ancaman bagi stabilitas Madinah karena sering terlibat dalam konspirasi melawan kaum Muslimin, termasuk memberikan dukungan kepada kaum Quraisy dalam Perang Ahzab.

Setelah memastikan stabilitas internal di Madinah, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk menghadapi ancaman ini dengan mengepung Khaibar bersama sekitar 1.400 hingga 1.800 pasukan. Perang ini bertujuan untuk menghentikan ancaman dari wilayah tersebut dan memastikan keamanan kaum Muslimin di masa depan.

Ali bin Abi Thalib: Sang Penakluk Benteng Khaibar

Ketika pengepungan berlangsung, benteng Khaibar terbukti sangat sulit ditaklukkan karena struktur pertahanannya yang kokoh dan pasukan musuh yang tangguh. Dalam beberapa kesempatan, bendera pasukan Muslim diberikan kepada sejumlah sahabat senior, tetapi belum membuahkan hasil yang baik.

Kemudian Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda:

“Sungguh, besok aku akan memberikan bendera kepada seorang lelaki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah serta Rasul-Nya pun mencintainya. Melalui tangannya, Allah akan memberikan kemenangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keesokan harinya, bendera diberikan kepada Ali bin Abi Thalib, meskipun pada saat itu ia sedang mengalami sakit mata. Nabi Muhammad SAW menyembuhkan matanya dengan meludahinya, sehingga Ali pun kembali sehat dan siap bertempur.

Ali bin Abi Thalib maju ke medan perang dengan semangat tinggi dan keberanian luar biasa. Dengan kekuatan fisik dan ketaqwaannya, ia berhasil membuka pintu benteng Khaibar, yang konon begitu berat sehingga membutuhkan banyak orang untuk menutupnya kembali. Keberhasilan ini menjadi titik balik dalam peperangan dan membuka jalan bagi kemenangan kaum Muslimin.

Keberanian dan Kekuatan Ali di Medan Perang

Keberanian Ali bin Abi Thalib tidak hanya terbatas pada membuka pintu benteng. Dalam pertempuran di sekitar benteng Khaibar, Ali menunjukkan kemampuannya yang luar biasa sebagai pejuang.

Salah satu momen legendaris adalah ketika Ali berhadapan dengan seorang pejuang Yahudi terkenal, Marhab, yang dikenal karena kekuatannya. Dalam duel tersebut, Ali berhasil mengalahkan Marhab dengan tebasan pedangnya, yang menegaskan reputasinya sebagai salah satu panglima perang terbaik Islam.

Kekuatan fisik Ali juga terlihat ketika ia menggunakan pintu benteng sebagai perisai dalam pertempuran. Kisah ini menjadi simbol keberanian dan kekuatan Ali yang tidak tertandingi.

Ali bin Abi Thalib: Teladan Keberanian dan Ketaatan

Peran Ali bin Abi Thalib dalam Perang Khaibar tidak hanya menunjukkan keberaniannya, tetapi juga kesetiaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia menerima tanggung jawab besar dengan penuh keyakinan, meskipun menghadapi tantangan yang berat.

Keberhasilan Ali membuka pintu benteng Khaibar menjadi salah satu momen ikonik dalam sejarah Islam, yang mengukuhkan statusnya sebagai salah satu sahabat Nabi yang paling mulia.