• Sains

Penyebab Angin Puting Beliung yang Melanda Sejumlah Daerah di Indonesia

M. Habib Saifullah | Senin, 23/12/2024 14:05 WIB
Penyebab Angin Puting Beliung yang Melanda Sejumlah Daerah di Indonesia Ilustrasi angin puting beliung (Foto: Unsplash/Greg Johnson)

JAKARTA Angin puting beliung adalah salah satu fenomena alam yang sering terjadi secara tiba-tiba dengan kekuatan yang luar biasa. Angin ini biasanya berbentuk pusaran yang bergerak cepat dan mampu merusak bangunan, pohon, dan benda-benda di sekitarnya.

Baru-baru ini, angin puting beliung melanda sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Ciamis dan Pangandaran Jawa Barat yang memporak porandakan sejumlah rumah warga.

Namun tahukah kamu apa penyebab dari angin puting beliung, untuk itu, berikut ini beberapa penjelasan mengenai penyebab utama terjadinya angin puting beliung.

1. Perbedaan Tekanan Udara yang Ekstrem

Salah satu penyebab utama angin puting beliung adalah adanya perbedaan tekanan udara yang signifikan antara dua wilayah. Tekanan udara yang rendah di satu area dapat menarik udara dari area dengan tekanan lebih tinggi.

Ketika tekanan rendah ini berada di area yang lembap dan hangat, udara bergerak secara cepat, membentuk pusaran yang menjadi inti angin puting beliung.

2. Suhu Permukaan yang Panas

Angin puting beliung sering kali terjadi di wilayah yang memiliki suhu permukaan panas, terutama pada siang hari. Udara panas yang naik ke atmosfer bertemu dengan lapisan udara dingin di atasnya, menciptakan ketidakstabilan atmosfer. Proses ini dapat memicu pembentukan awan cumulonimbus, yang merupakan awan besar penghasil hujan deras, petir, dan angin kencang.

3. Kelembapan Udara yang Tinggi

Kelembapan udara yang tinggi juga memainkan peran penting dalam pembentukan angin puting beliung. Udara lembap menyediakan uap air yang dibutuhkan untuk membentuk awan cumulonimbus. Ketika uap air ini terkondensasi, energi yang dilepaskan memperkuat pergerakan udara vertikal, yang dapat memicu pusaran angin.

4. Pertemuan Dua Massa Udara

Angin puting beliung sering terjadi di daerah pertemuan dua massa udara yang berbeda, yaitu udara panas dan lembap dengan udara dingin dan kering. Daerah pertemuan ini disebut front, dan di sinilah ketidakstabilan atmosfer sering terjadi.

Pertemuan dua massa udara ini menyebabkan udara panas naik dengan cepat, menciptakan pusaran yang menjadi awal terbentuknya angin puting beliung.

5. Rotasi Udara di Atmosfer

Faktor lain yang menyebabkan angin puting beliung adalah rotasi udara di atmosfer. Ketika udara naik dengan cepat di pusat tekanan rendah, angin di sekitarnya mulai berputar karena efek Coriolis, yaitu pengaruh rotasi bumi. Rotasi ini menciptakan pusaran angin yang semakin lama semakin kuat.

6. Aktivitas Awan Cumulonimbus

Awan cumulonimbus merupakan faktor utama yang sering terkait dengan angin puting beliung. Awan ini terbentuk ketika udara hangat dan lembap naik ke atmosfer dengan cepat.

Di dalam awan ini, terjadi arus naik (updraft) yang sangat kuat, yang menciptakan pusaran angin di bagian bawah awan. Ketika pusaran ini menyentuh permukaan bumi, terbentuklah angin puting beliung.

7. Musim Peralihan (Pancaroba)

Angin puting beliung lebih sering terjadi pada musim peralihan atau pancaroba, yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, atau sebaliknya.

Pada periode ini, atmosfer cenderung lebih tidak stabil karena perbedaan suhu dan tekanan udara yang ekstrem, sehingga kondisi ini memicu pembentukan angin puting beliung.

8. Topografi dan Lingkungan Lokal

Topografi suatu wilayah juga dapat memengaruhi terjadinya angin puting beliung. Wilayah datar dan terbuka memungkinkan angin untuk bergerak tanpa hambatan, sehingga memperkuat intensitas pusaran angin.

Selain itu, wilayah yang dekat dengan sumber air, seperti danau atau laut, juga memiliki potensi lebih besar untuk mengalami angin puting beliung karena kelembapan yang tinggi.