JAKARTA - Anxiety merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan cemas atau khawatir berlebihan yang terjadi secara terus-menerus. Secara medis, anxiety juga dikenal sebagai gangguan kecemasan (anxiety disorder) ketika kecemasan tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Gangguan ini dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan fisik seseorang.
Anxiety adalah respons alami tubuh terhadap stres, ketidakpastian, atau ancaman. Dalam situasi tertentu, kecemasan dapat bermanfaat, misalnya untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi tantangan. Namun, jika kecemasan berlangsung lama, berlebihan, atau muncul tanpa alasan yang jelas, kondisi ini bisa menjadi gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan memiliki beberapa jenis, di antaranya:
Gangguan Mental Health
Anxiety yang dibiarkan dapat berkembang menjadi depresi, mengganggu tidur, dan memicu gangguan suasana hati.
Masalah Fisik
Anxiety kronis dapat memengaruhi kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Penurunan Produktivitas
Orang yang mengalami anxiety sering kali sulit berkonsentrasi, membuat keputusan, atau menyelesaikan tugas, sehingga memengaruhi produktivitas kerja atau belajar.
Hindari Situasi Sosial
Kecemasan sosial dapat membuat seseorang menghindari interaksi sosial, yang akhirnya memengaruhi hubungan pribadi dan profesional.
Risiko Penyalahgunaan Zat
Beberapa orang dengan anxiety mungkin mencoba mengurangi gejala dengan cara yang tidak sehat, seperti alkohol atau obat-obatan terlarang.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala anxiety:
Teknik pernapasan yang dalam dan terkontrol dapat membantu menenangkan sistem saraf. Cobalah menarik napas dalam selama 4 detik, tahan selama 4 detik, lalu hembuskan selama 6 detik. Lakukan ini beberapa kali hingga merasa lebih tenang.
Aktivitas fisik seperti jogging, yoga, atau bersepeda dapat membantu mengurangi kecemasan dengan melepaskan endorfin, hormon yang membuat tubuh merasa rileks dan bahagia.
Kafein dan alkohol dapat meningkatkan gejala kecemasan. Mengurangi konsumsi kedua zat ini dapat membantu mengurangi gejala seperti detak jantung cepat dan kegelisahan.
Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, mindfulness, atau pijat untuk membantu tubuh dan pikiran lebih rileks. Mendengarkan musik yang menenangkan juga dapat membantu.
Kurang tidur dapat memperburuk kecemasan. Pastikan Anda mendapatkan tidur berkualitas selama 7-9 jam setiap malam. Buat rutinitas tidur yang konsisten dan hindari layar elektronik sebelum tidur.
Belajarlah untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran negatif yang tidak rasional. Fokus pada hal-hal yang dapat Anda kontrol, dan cobalah untuk hidup di saat ini.
Berbagi perasaan dengan teman, keluarga, atau konselor dapat membantu mengurangi beban emosional. Dukungan sosial sering kali menjadi kunci untuk mengatasi kecemasan.
Makanan bergizi dapat memengaruhi suasana hati dan energi Anda. Pastikan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin, mineral, dan asam lemak omega-3 yang mendukung kesehatan mental.
Latih diri Anda untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Cobalah untuk fokus pada tindakan nyata yang dapat Anda ambil di masa sekarang.
Jika anxiety sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Terapi kognitif-perilaku (cognitive-behavioral therapy/CBT) atau pengobatan tertentu mungkin diperlukan untuk membantu mengatasi gangguan kecemasan.