JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq menyampaikan pentingnya peran strategis generasi muda dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
“Visi ini adalah tentang menciptakan negara yang maju, mandiri, adil, dan sejahtera. Untuk mencapainya, generasi muda harus dibekali keterampilan hidup serta kemampuan beradaptasi di tengah perubahan zaman,” katanya dikutip dari siaran pers, Rabu (25/12).
Hal tersebut disampaikan Wamen Fazar saat ia menjadi pembicara kunci dalam Jambore Pelajar Teladan Bangsa (JPTB) XI 2024 yang berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE), Malang.
Dalam kesempatan itu, Wamen Fajar menyoroti nilai strategis JPTB sebagai ruang bertemu dan belajar bagi pelajar dari beragam latar belakang.
“Semangat kegiatan ini adalah membangun persatuan dalam keberagaman. Tidak hanya keterampilan hidup, peserta juga diperkuat dengan jejaring lintas daerah dan budaya yang sangat penting dalam membangun karakter bangsa,” tambahnya.
Selain itu, Wamen Fajar menekankan pentingnya pemerataan mutu pendidikan di Indonesia sebagai fondasi pembangunan generasi emas.
“Ketimpangan mutu pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedalaman harus segera diatasi. Pendidikan berkualitas harus dapat diakses oleh semua anak bangsa untuk memaksimalkan potensi bonus demografi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kemendikdasmen, Rusprita Putri Utami, turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan JPTB XI 2024. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan visi Puspeka untuk memperbanyak forum perjumpaan generasi muda.
“Kegiatan ini menjadi tempat pelajar belajar toleransi, persatuan, dan kebinekaan. Harapannya, mereka tumbuh menjadi generasi yang kuat, pemersatu bangsa, dan siap mewujudkan cita-cita besar Indonesia Emas 2045,” ujar Rusprita.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Andar Nubowo, menyampaikan bahwa JPTB 2024 dirancang untuk memperkuat kapasitas dan literasi kritis pelajar.
“Peserta diajak untuk mendalami isu-isu pendidikan, lingkungan, dan inklusi sosial. Mereka juga akan belajar melalui teori dan praktik, termasuk kunjungan ke Kampung Moderasi di Malang sebagai bentuk pembelajaran langsung,” jelasnya.
Selama lima hari, pada 23-27 Desember 2024 peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti diskusi kebinekaan global, isu lingkungan, dan pencegahan kekerasan di sekolah. Kegiatan ini diperkaya dengan dialog bersama tokoh agama dan masyarakat di Kampung Moderasi, serta ditutup dengan pagelaran seni budaya dari masing-masing daerah.
Koordinator JPTB 2024, Yahya Fathur Rozy, berharap kegiatan ini memberikan dampak positif yang mendalam. “Semoga semangat toleransi, kemanusiaan, dan kebinekaan yang diusung JPTB dapat menjadi bekal bagi para pelajar untuk menjadi agen perubahan di daerah masing-masing,” ujar Yahya.