Natal Tak Hanya 25 Desember, Kok Bisa?

M. Habib Saifullah | Rabu, 25/12/2024 22:05 WIB
Natal Tak Hanya 25 Desember, Kok Bisa? Ilustrasi, perayaan Natal (Foto: Unsplash/Annie Spart)

JAKARTA - Natal secara luas dikenal sebagai perayaan yang jatuh pada 25 Desember. Namun, kenyataannya, tidak semua umat Kristiani merayakan Natal pada tanggal tersebut.

Berbagai faktor historis, budaya, dan perbedaan penanggalan liturgi menjadi alasan mengapa Natal tidak diperingati secara seragam di seluruh dunia.

Berikut ini alasan mengenai Natal tidak selalu diperingati pada 25 Desember:

Perbedaan Kalender: Julian vs Gregorian

Salah satu alasan utama adalah penggunaan kalender yang berbeda oleh denominasi Kristen. Ketika Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian pada tahun 1582 untuk menggantikan Kalender Julian, tidak semua negara atau gereja langsung mengadopsinya. Kalender Julian, yang lebih lama, memiliki selisih sekitar 13 hari dengan Kalender Gregorian.

Akibatnya, Gereja Ortodoks Timur dan beberapa gereja lainnya yang masih menggunakan Kalender Julian merayakan Natal pada 7 Januari, yang sesuai dengan 25 Desember menurut Kalender Julian. Contoh negara yang merayakan Natal pada 7 Januari adalah Rusia, Serbia, dan Ethiopia.

Tradisi Liturgi yang Berbeda

Setiap denominasi Kristen memiliki tradisi liturgi yang unik, yang memengaruhi waktu perayaan Natal. Misalnya, Gereja Ortodoks Koptik di Mesir dan Gereja Ortodoks Ethiopia mengikuti Kalender Julian dan merayakan Natal pada 7 Januari.

Beberapa denominasi Kristen Timur, seperti Gereja Apostolik Armenia, merayakan Natal bersamaan dengan Epifani pada 6 Januari. Tradisi ini sering kali berkaitan dengan fokus spiritual yang berbeda dalam kalender liturgi mereka.

Awal Penetapan Tanggal 25 Desember

Perayaan Natal pada 25 Desember baru diresmikan secara resmi pada abad ke-4 oleh Gereja Barat. Tanggal ini dipilih untuk menggantikan perayaan pagan Romawi seperti Saturnalia dan Dies Natalis Solis Invicti (Hari Kelahiran Matahari Tak Terkalahkan), yang dirayakan di sekitar titik balik matahari musim dingin.

Namun, di wilayah Kristen Timur, fokus awal lebih kepada perayaan Epifani (penampakan Yesus) pada 6 Januari, sehingga penetapan tanggal 25 Desember tidak sepenuhnya diterima oleh semua tradisi.

Pengaruh Budaya Lokal

Pengaruh budaya lokal juga menjadi alasan mengapa Natal tidak selalu dirayakan pada 25 Desember. Di beberapa negara, perayaan kelahiran Yesus digabungkan dengan perayaan adat setempat atau disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Contohnya:

Ethiopia merayakan Natal sebagai Gena pada 7 Januari, dengan tradisi dan ritual khas yang berbeda dari perayaan Barat, serta di Armenia, Natal dan Epifani dirayakan bersamaan pada 6 Januari sebagai tradisi yang sudah berlangsung sejak lama.

Fokus pada Perayaan Epifani

Beberapa gereja Kristen, seperti Gereja Apostolik Armenia, memusatkan perayaan mereka pada Epifani (penampakan Yesus kepada orang Majus dan pembaptisan-Nya), yang dirayakan pada 6 Januari. Dalam tradisi ini, Natal dan Epifani dianggap sebagai satu perayaan utuh yang melambangkan kedatangan Yesus ke dunia.