20 Tahun Tsunami Aceh, Mengapa Tsunami Bisa Terjadi?

M. Habib Saifullah | Kamis, 26/12/2024 11:05 WIB
20 Tahun Tsunami Aceh, Mengapa Tsunami Bisa Terjadi? Ilustrasi akibat bencana Tsunami (Foto: Pexels/Read Once)

JAKARTA - Tsunami merupakan gelombang besar yang terbentuk akibat gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, atau tanah longsor bawah laut.

20 tahun lalu, di ujung barat Indonesia terjadi tsunami hebat yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Setidaknya sebanyak 230.000 orang tewas, 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, bahkan Presiden RI saat itu Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tiga hari sebagai hari berkabung

1. Gempa Bumi di Dasar Laut

Gempa bumi bawah laut merupakan penyebab utama tsunami di dunia. Ketika lempeng tektonik bertabrakan atau saling bergeser, energi besar dilepaskan dalam bentuk getaran.

Jika pusat gempa (hiposenter) berada di bawah laut dan kekuatannya cukup besar, dasar laut dapat terangkat atau turun secara tiba-tiba. Pergerakan ini memindahkan massa air secara vertikal, menciptakan gelombang besar yang kemudian menyebar ke segala arah, salah satunya ialah tsunami Samudra Hindia 2004, yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 9,1–9,3 Mw di lepas pantai Sumatra.

2. Letusan Gunung Berapi Bawah Laut

Letusan gunung berapi di dasar laut atau dekat pantai juga dapat memicu tsunami. Material yang dikeluarkan, seperti lava, abu, dan gas, bisa menyebabkan perubahan mendadak pada volume air laut.

Selain itu, letusan yang sangat kuat dapat menciptakan ledakan besar yang memicu gelombang tsunami. Salah satu contoh adalah letusan gunung Krakatau pada tahun 1883, yang menghasilkan tsunami dahsyat dan menelan ribuan korban jiwa.

3. Longsor Bawah Laut

Tanah longsor di dasar laut terjadi ketika massa tanah atau sedimen besar bergeser secara tiba-tiba, biasanya dipicu oleh gempa bumi. Pergeseran ini memindahkan volume air laut secara cepat, menghasilkan gelombang besar yang menjadi tsunami. Longsor bawah laut sering terjadi di area dengan lereng curam di dasar laut, seperti di sekitar palung laut.

4. Aktivitas Meteorologi (Tsunami Meteo)

Meskipun jarang, perubahan tekanan atmosfer yang ekstrem, seperti badai atau topan, dapat memicu tsunami kecil yang dikenal sebagai meteotsunami. Perubahan tekanan ini menyebabkan pergerakan air laut yang tidak biasa, meskipun efeknya biasanya tidak sebesar tsunami yang disebabkan oleh gempa atau letusan gunung berapi.

5. Tumbukan Asteroid atau Meteor

Tumbukan asteroid atau meteor di laut dapat menghasilkan gelombang besar yang menyerupai tsunami. Peristiwa ini sangat jarang terjadi, tetapi jika terjadi, dampaknya bisa sangat besar. Tumbukan ini akan menciptakan energi yang sangat besar, menyebabkan perpindahan massa air yang memicu gelombang besar.