7 Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Otak

M. Habib Saifullah | Senin, 30/12/2024 03:05 WIB
7 Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Otak Ilustrasi, kebiasaan sepele yang merusak otak (Foto: Unsplash/Milad Fakurian)

JAKARTA - Otak merupakan organ vital yang mengatur hampir semua fungsi tubuh, mulai dari berpikir, berbicara, hingga bergerak. Untuk menjaga kesehatan otak, penting untuk menghindari kebiasaan yang dapat merusaknya.

Beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele ternyata dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan otak jika dilakukan secara terus-menerus. Berikut ini tujuh kebiasaan yang dapat merusak otak

1. Kurang Tidur

Tidur adalah waktu bagi otak untuk memperbaiki diri, memproses informasi, dan membersihkan zat-zat berbahaya seperti beta-amyloid, yang berkontribusi pada penyakit Alzheimer. Kurang tidur secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi otak, menurunkan daya ingat, dan melemahkan kemampuan konsentrasi.

2. Pola Makan Tidak Sehat

Mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, atau makanan olahan dapat merusak fungsi otak. Pola makan yang buruk dapat menyebabkan peradangan di otak, memperlambat komunikasi antar sel saraf, dan meningkatkan risiko gangguan neurodegeneratif seperti demensia.

3. Merokok

Merokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga memiliki dampak serius pada otak. Nikotin dan zat beracun lainnya dalam rokok dapat mempersempit pembuluh darah di otak, mengurangi suplai oksigen, dan meningkatkan risiko stroke serta penyakit Alzheimer.

4. Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup yang kurang aktif dapat memengaruhi aliran darah ke otak, mengurangi suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk fungsi optimal. Selain itu, kurangnya olahraga dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan kognitif.

5. Mengabaikan Sarapan

Sarapan adalah sumber energi pertama untuk otak setelah berpuasa semalaman. Melewatkan sarapan dapat menyebabkan kadar gula darah menurun, yang mengurangi suplai energi ke otak. Hal ini dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, daya ingat, dan suasana hati.

6. Kebiasaan Multitasking

Multitasking mungkin terlihat produktif, tetapi dapat membebani otak. Ketika otak dipaksa untuk fokus pada beberapa tugas sekaligus, efisiensi kerja menurun, dan stres pada otak meningkat. Multitasking secara terus-menerus juga dapat mengurangi kemampuan konsentrasi dan daya ingat jangka panjang.

7. Stres Kronis

Stres kronis dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang berlebihan, yang dapat merusak jaringan otak, terutama di area hipokampus yang berperan dalam memori dan pembelajaran. Selain itu, stres juga meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.