JAKARTA - Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang diperingati setiap tanggal 6 Januari. Hari ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan anak-anak yatim yang kehilangan orang tua akibat konflik bersenjata. Kehidupan mereka yang penuh dengan kehilangan, trauma, dan ketidakpastian memerlukan perhatian global.
Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang diinisiasi oleh organisasi asal Prancis, SOS Enfants en Detresse (SOS Children in Distress). Organisasi ini memiliki fokus utama pada perlindungan dan bantuan kepada anak-anak yang terdampak perang di seluruh dunia.
Perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur dan ekonomi suatu wilayah, tetapi juga menciptakan dampak jangka panjang pada generasi muda. Anak-anak yatim korban perang sering kali menjadi saksi kekerasan, kehilangan orang tua, dan trauma psikologis. Mereka hidup dalam kondisi yang tidak aman, rentan terhadap eksploitasi, kekurangan pendidikan, dan kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal.
Konflik bersenjata di berbagai negara seperti Suriah, Afghanistan, Palestina, dan Yaman telah menyebabkan jutaan anak kehilangan keluarga dan menghadapi ketidakpastian masa depan. Situasi ini menuntut perhatian dunia untuk memberikan solusi nyata bagi mereka.
Meningkatkan Kesadaran Global
Hari ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat internasional terhadap kondisi sulit yang dihadapi anak-anak yatim korban perang. Peringatan ini mengingatkan dunia akan tanggung jawab bersama untuk melindungi dan mendukung mereka.
Menggalang Dukungan Internasional
Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang menjadi momen untuk menggalang bantuan berupa dana, pendidikan, dan program pemulihan trauma untuk anak-anak yang terdampak. Organisasi kemanusiaan sering kali menggunakan momen ini untuk menggerakkan donasi dan program dukungan.
Mendorong Kebijakan Perlindungan Anak
Peringatan ini juga bertujuan memengaruhi pembuat kebijakan di berbagai negara agar memberikan perhatian lebih besar terhadap perlindungan anak-anak di wilayah konflik, termasuk memperjuangkan hak mereka untuk hidup aman, mendapatkan pendidikan, dan tumbuh tanpa rasa takut.
Mengurangi Stigma terhadap Anak-Anak Yatim
Dalam beberapa budaya, anak-anak yatim sering kali mengalami stigma sosial yang memperburuk kondisi mereka. Hari ini digunakan untuk menyebarkan pesan bahwa anak-anak yatim korban perang membutuhkan dukungan, bukan diskriminasi.