Sejarah dan Tujuan Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang

M. Habib Saifullah | Senin, 06/01/2025 14:15 WIB
Sejarah dan Tujuan Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang Ilustrasi - Anak-anak yatim korban perang (Foto: REUTERS)

JAKARTA - Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang diperingati setiap tanggal 6 Januari. Hari ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan anak-anak yatim yang kehilangan orang tua akibat konflik bersenjata. Kehidupan mereka yang penuh dengan kehilangan, trauma, dan ketidakpastian memerlukan perhatian global.

Pencetus Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang

Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang diinisiasi oleh organisasi asal Prancis, SOS Enfants en Detresse (SOS Children in Distress). Organisasi ini memiliki fokus utama pada perlindungan dan bantuan kepada anak-anak yang terdampak perang di seluruh dunia.

Latar Belakang Peringatan

Perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur dan ekonomi suatu wilayah, tetapi juga menciptakan dampak jangka panjang pada generasi muda. Anak-anak yatim korban perang sering kali menjadi saksi kekerasan, kehilangan orang tua, dan trauma psikologis. Mereka hidup dalam kondisi yang tidak aman, rentan terhadap eksploitasi, kekurangan pendidikan, dan kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal.

Konflik bersenjata di berbagai negara seperti Suriah, Afghanistan, Palestina, dan Yaman telah menyebabkan jutaan anak kehilangan keluarga dan menghadapi ketidakpastian masa depan. Situasi ini menuntut perhatian dunia untuk memberikan solusi nyata bagi mereka.

Tujuan Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang

  1. Meningkatkan Kesadaran Global

    Hari ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat internasional terhadap kondisi sulit yang dihadapi anak-anak yatim korban perang. Peringatan ini mengingatkan dunia akan tanggung jawab bersama untuk melindungi dan mendukung mereka.

  2. Menggalang Dukungan Internasional

    Hari Anak Yatim Sedunia Korban Perang menjadi momen untuk menggalang bantuan berupa dana, pendidikan, dan program pemulihan trauma untuk anak-anak yang terdampak. Organisasi kemanusiaan sering kali menggunakan momen ini untuk menggerakkan donasi dan program dukungan.

  3. Mendorong Kebijakan Perlindungan Anak

    Peringatan ini juga bertujuan memengaruhi pembuat kebijakan di berbagai negara agar memberikan perhatian lebih besar terhadap perlindungan anak-anak di wilayah konflik, termasuk memperjuangkan hak mereka untuk hidup aman, mendapatkan pendidikan, dan tumbuh tanpa rasa takut.

  4. Mengurangi Stigma terhadap Anak-Anak Yatim

    Dalam beberapa budaya, anak-anak yatim sering kali mengalami stigma sosial yang memperburuk kondisi mereka. Hari ini digunakan untuk menyebarkan pesan bahwa anak-anak yatim korban perang membutuhkan dukungan, bukan diskriminasi.