JAKARTA - Secara etimologis, kata mukjizat berasal dari bahasa Arab mu`jizah (مُعْجِزَة), yang berasal dari akar kata ‘ajaza (عَجَزَ), yang berarti "melemahkan" atau "membuat tidak mampu".
Kata ini menggambarkan sesuatu yang luar biasa dan berada di luar kemampuan manusia atau makhluk lainnya untuk meniru atau menciptakan. Oleh karena itu, mukjizat merupakan sesuatu yang menunjukkan kelemahan manusia di hadapan kuasa Allah.
Sementara itu, secara terminologi dalam Islam, mukjizat merupakan kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasul sebagai bukti kenabian dan kerasulan mereka.
Mukjizat berfungsi untuk menunjukkan kebenaran wahyu yang mereka bawa serta menjadi tantangan bagi orang-orang yang meragukan ajaran yang disampaikan. Mukjizat hanya terjadi dengan izin Allah dan tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa.
Mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur`an, yang tidak hanya menantang kemampuan manusia dari segi keindahan bahasanya tetapi juga kandungan ilmunya. Al-Qur`an tetap relevan hingga kini, membuktikan bahwa kitab ini adalah firman Allah.
Allah berfirman:
"Dan jika kamu (tetap) meragukan Al-Qur`an yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang semisal dengannya." (QS. Al-Baqarah: 23).
Tidak ada satu pun manusia yang mampu membuat sesuatu yang setara dengan Al-Qur`an, baik pada masa Nabi maupun hingga kini.
Salah satu mukjizat Nabi Musa AS ialah tongkatnya yang mampu membelah Laut Merah. Dengan izin Allah, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut, sehingga laut terbelah menjadi dua bagian, memungkinkan Bani Israil melarikan diri dari kejaran Fir’aun. Mukjizat ini disebutkan dalam Al-Qur`an:
"Maka Kami wahyukan kepada Musa: `Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.` Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (QS. Asy-Syu`ara: 63).
Nabi Isa AS diberikan mukjizat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti buta dan lepra, serta menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur`an:
"Dan Aku (dengan izin Allah) menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit kusta. Dan Aku (dengan izin Allah) menghidupkan orang mati." (QS. Ali Imran: 49).
Nabi Ibrahim AS diberikan mukjizat berupa keselamatan saat dilempar ke dalam api oleh Raja Namrud. Api yang seharusnya membakar Nabi Ibrahim menjadi dingin dengan izin Allah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur`an:
"Kami berfirman: `Hai api, jadilah dingin, dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim!`" (QS. Al-Anbiya: 69).