JAKARTA - Sikap berlebihan dalam Islam tidak hanya merugikan individu, tetapi juga dapat mengganggu kedamaian sosial dan spiritual. Islam mengajarkan umatnya untuk menjalani hidup dengan prinsip moderasi, baik dalam ibadah, interaksi sosial, hingga mengelola kekayaan dan sumber daya alam. Konsep ini sangat penting agar kita bisa mencapai keseimbangan dalam segala hal, dengan menghindari sikap ghuluw atau berlebihan yang justru bisa membawa kesulitan.
Salah satu prinsip utama dalam Islam adalah wasatiyyah, yaitu sikap moderat atau tidak berlebihan dalam segala hal. Dalam Surat Al-Baqarah [2]:185, Allah SWT berfirman, "Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu." Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mudah dan tidak membebani umatnya dengan beban yang berlebihan. Ini mencakup segala aspek kehidupan, termasuk dalam beribadah dan menjalani rutinitas sehari-hari.
Salah satu area di mana sikap berlebihan sering terjadi adalah dalam hal makan dan minum. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi makanan dan minuman. Dalam Surat Al-A`raf [7]:31, Allah berfirman, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun makan dan minum adalah kebutuhan dasar, melakukan keduanya secara berlebihan dapat mendatangkan mudarat, baik bagi kesehatan fisik maupun mental.
Berlebihan dalam ibadah juga merupakan sesuatu yang dilarang dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian berlebihan dalam agama, karena orang yang berlebihan dalam beragama itu akan binasa." (HR. Muslim). Ibadah seharusnya dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, tanpa berlebihan hingga melupakan aspek-aspek kehidupan lainnya. Islam mengajarkan untuk beribadah secara konsisten dan seimbang, agar tidak hanya fokus pada ibadah dunia tetapi juga kehidupan sosial dan keluarga.
Selain dalam hal makan dan ibadah, Islam juga melarang sikap berlebihan dalam hal jual-beli. Dalam Surat Al-A`raf [7]:31 disebutkan, "Jangan berlebih-lebihan dalam jual-beli." Hal ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan, termasuk dalam hal transaksi ekonomi, dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Memaksakan kehendak dalam berbelanja, membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, atau berutang secara berlebihan bisa berujung pada kesulitan finansial dan ketidakseimbangan hidup.
Islam juga mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam memanfaatkan sumber daya alam. Dalam Surat Al-An`am [6]:141, Allah berfirman, "Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya." Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk tidak menyia-nyiakan hasil bumi dan untuk selalu memberi zakat dari hasil yang diperoleh. Menggunakan sumber daya alam secara bijaksana dan tidak berlebihan adalah bagian dari menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Islam mendorong umatnya untuk hidup dengan prinsip wasatiyyah dalam segala hal. Tidak berlebihan dalam ibadah, makan, minum, belanja, atau memanfaatkan kekayaan, akan membantu kita untuk hidup lebih sehat, seimbang, dan lebih dekat dengan Allah. Moderasi tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga membawa manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Prinsip ini juga mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam mengelola waktu, harta, dan sumber daya yang dimiliki