Inilah Satu-satunya Wanita yang Bergelar Ibu bagi Ayahnya

M. Habib Saifullah | Senin, 13/01/2025 18:15 WIB
Inilah Satu-satunya Wanita yang Bergelar Ibu bagi Ayahnya Ilustrasi - Sayyidah Fatimah Az-Zahra, jadi satu-satunya wanita yang memiliki gelar ibu bagi ayahnya (Foto: Unsplash/Andrew Johnson)

JAKARTA - Sayyidah Fathimah Az-Zahra, putri kesayangan Nabi Muhammad SAW, ialah salah satu sosok yang memiliki keistimewaan luar biasa dalam Islam. Beliau tidak hanya dikenal karena kedudukannya sebagai putri Rasulullah, tetapi juga karena kemuliaan akhlaknya, keteguhan imannya, dan pengorbanannya dalam mendukung dakwah Islam.

Salah satu gelar istimewa yang diberikan kepada Fathimah adalah Ummu Abiha,” yang berarti “Ibu bagi Ayahnya.” Gelar ini bukan sekadar ungkapan kasih sayang, tetapi mencerminkan peran besar Fathimah dalam kehidupan Nabi SAW.

Makna Gelar “Ummu Abiha

Gelar Ummu Abiha diberikan kepada Fathimah Az-Zahra karena kasih sayang, perhatian, dan peran beliau yang begitu besar terhadap Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang anak, Fathimah menunjukkan cinta dan pengabdian yang sangat mendalam kepada ayahnya, terutama dalam momen-momen sulit.

Setelah wafatnya Siti Khadijah RA, istri pertama Rasulullah, Fathimah mengambil peran besar dalam memberikan dukungan emosional dan moral kepada Nabi. Ia selalu ada di sisi Rasulullah, menghiburnya di tengah ujian dakwah yang berat.

Fathimah sebagai Pelindung Rasulullah

Dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW, banyak momen di mana Fathimah menunjukkan keberanian dan ketulusannya sebagai anak. Salah satu peristiwa yang mencerminkan keistimewaan Fathimah terjadi ketika Rasulullah disakiti oleh orang-orang Quraisy. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa ketika Nabi sedang sujud di dekat Ka`bah, sekelompok orang Quraisy melemparkan kotoran unta ke punggungnya.

Fathimah yang saat itu masih belia segera datang, membersihkan tubuh ayahnya sambil menangis. Keberaniannya menghadapi para penentang ayahnya menunjukkan betapa besarnya cinta dan dedikasi Fathimah terhadap Nabi.

Rasulullah SAW juga menunjukkan cinta yang mendalam kepada Fathimah. Beliau sering menyebut Fathimah sebagai “bagian dari diriku” dan memuliakannya di hadapan para sahabat. Ketika Fathimah datang, Nabi selalu bangkit berdiri untuk menyambutnya dan memberikan tempat duduk kepada putrinya.

Hubungan antara Nabi dan Fathimah bukan hanya hubungan antara ayah dan anak, tetapi juga cerminan dari hubungan spiritual yang penuh kasih dan penghormatan.

Gelar Ummu Abiha menjadi bukti keutamaan Fathimah Az-Zahra sebagai sosok yang memiliki peran besar dalam mendukung dakwah Islam. Keistimewaan ini tidak hanya mencerminkan kedekatannya dengan Rasulullah, tetapi juga menjadi teladan bagi umat Islam, terutama perempuan, untuk menunjukkan cinta, perhatian, dan dukungan yang tulus kepada keluarga.