JAKARTA - Isra Mi`raj merupakan peristiwa penting dalam Islam yang memperingati perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra) dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (Mi`raj). Di Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, peringatan Isra Mi`raj sering dirayakan dengan berbagai tradisi yang khas dan unik di berbagai daerah.
Berikut ini tujuh tradisi unik di Indonesia untuk menyambut Isra Mi`raj:
Di Cirebon, masyarakat merayakan Isra Mi`raj dengan tradisi Rajaban. Tradisi ini melibatkan ziarah ke Plangon, sebuah tempat yang dianggap keramat, serta pengajian dan doa bersama. Masyarakat juga menyiapkan hidangan khas untuk dibagikan kepada tetangga sebagai bentuk syukur dan kebersamaan.
Di Yogyakarta, Keraton Yogyakarta mengadakan tradisi Rejeban Peksi Buraq yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Tradisi ini ditandai dengan arak-arakan gunungan buah yang dibentuk menyerupai burung Buraq, simbol kendaraan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi`raj. Gunungan ini kemudian dibawa ke Masjid Gede Kauman dan dibagikan kepada masyarakat setelah pengajian.
Masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki tradisi Ambengan, yaitu makan bersama untuk memperingati hari besar umat Islam, termasuk Isra Mi`raj. Makanan disajikan dalam wadah bernama `ambeng` yang berisi nasi dan lauk-pauk seperti mie goreng, ayam, telur, dan kentang. Setelah doa bersama, hidangan ini dinikmati bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.
Di Bogor, khususnya di Desa Malasari, masyarakat menggelar tradisi Marhabanan saat Isra Mi`raj. Tradisi ini melibatkan pengajian, dzikir bersama, dan mendengarkan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam bentuk qasidah. Acara ditutup dengan makan bersama, di mana makanan disajikan di atas daun pisang yang panjang, melambangkan kebersamaan dan kesederhanaan.
Di Bandung, peringatan Isra Mi`raj diramaikan dengan Pawai Obor yang biasanya dilaksanakan di Taman Tegalega. Ribuan masyarakat berpartisipasi dalam pawai ini, membawa obor dan berjalan bersama sebagai simbol penerangan dan semangat dalam meneladani perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Di Desa Wonoboyo, Temanggung, masyarakat memperingati Isra Mi`raj dengan tradisi Khatam Kitab Arja. Acara dimulai dengan tahlil singkat, dilanjutkan dengan pembacaan Kitab Arja yang ditulis dalam aksara Arab Pegon oleh KH Ahmad Rifai Al-Jawi, mengisahkan secara detail perjalanan Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW.
Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh umat Islam di Jawa Tengah, termasuk saat peringatan Isra Mi`raj. Tradisi ini melibatkan pembersihan makam leluhur, doa bersama, dan pengajian di masjid. Beberapa daerah menambahkan kegiatan karnaval dan diakhiri dengan makan bersama, sebagai tanda penghormatan kepada leluhur dan mempererat silaturahmi antarwarga.