Dua Sisi Sunat, Antara Syariat dan Medis

M. Habib Saifullah | Jum'at, 17/01/2025 05:01 WIB
Dua Sisi Sunat, Antara Syariat dan Medis Ilustrasi - Alat untuk sunat (Foto: Unsplash/Derek Finch)

JAKARTA - Sunat, atau khitan, merupakan praktik yang telah lama dilakukan di berbagai budaya dan agama di dunia. Selain itu, dari sudut pandang medis, sunat juga memiliki banyak manfaat kesehatan yang diakui oleh para ahli. Dalam Islam, sunat merupakan hal wajib yang dilakukan, khususnya bagi laki-laki.

Bagi umat Islam, sunat juga memiliki nilai spiritual yang mendalam. Praktik ini tidak hanya melibatkan kebersihan fisik, tetapi juga simbol ketaatan kepada Allah SWT. Sunat sering kali dilakukan sebagai bagian dari ritual budaya atau agama yang memperkuat identitas keislaman seseorang. Di beberapa komunitas, prosesi sunat bahkan dirayakan dengan cara tertentu, mencerminkan pentingnya praktik ini dalam kehidupan beragama.

Sementara itu, dari sudut pandang medis, salah satu manfaat utama sunat adalah meningkatkan kebersihan. Dengan menghilangkan kulit kulup, risiko penumpukan kotoran, seperti smegma, dapat dikurangi secara signifikan. Hal ini membantu mencegah infeksi pada area genital, termasuk balanitis (radang pada kepala penis) dan balanoposthitis (radang pada kepala penis dan kulit kulup). Dengan demikian, sunat dapat mendukung kesehatan pribadi yang lebih baik.

Sunat juga diketahui dapat mengurangi risiko tertular penyakit menular seksual (PMS). Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang disunat memiliki risiko lebih rendah untuk tertular infeksi seperti HIV, HPV, dan herpes genital. Kulup yang tidak disunat dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan virus, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Oleh karena itu, sunat dianggap sebagai langkah pencegahan yang efektif untuk kesehatan reproduksi.

Sunat juga dapat membantu mencegah penyakit serius, seperti kanker penis. Meskipun kanker penis adalah kondisi yang jarang terjadi, penelitian menunjukkan bahwa sunat dapat mengurangi risikonya secara signifikan. Selain itu, laki-laki yang disunat cenderung memiliki pasangan yang berisiko lebih rendah terkena kanker serviks, karena berkurangnya penyebaran HPV.

Dengan kemajuan teknologi medis, prosedur sunat saat ini dapat dilakukan dengan aman dan minim risiko. Sunat modern menggunakan metode seperti laser atau clamp, yang meminimalkan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Selain manfaat kesehatan langsung, sunat juga memberikan dampak positif jangka panjang, terutama dalam hal menjaga kesehatan reproduksi dan meningkatkan kualitas hidup.

Keywords :


Sunat Islam
.
Medis Kesehatan
.