MAKASSAR – Pemerintah terus menguatkan komitmen untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dengan memastikan langsung ke lapangan melalui peninjauan langsung ke pasar.
"Tadi Pak Menko Pangan dan juga Pak Mendag didampingi Pj Gubernur dan Wali Kota meninjau langsung bagaimana kondisi pangan yang ada dan kita pastikan bahwa kita akan terus menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Karena itu melalui kunjungan seperti ini dapat diperoleh kondisi riil secara langsung di lapangan," ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi seusai kunjungan ke Pasar Pa baeng-Baeng Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (17/1/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga mengungkapkan bahwa pasokan pangan di Makassar dan sekitarnya dalam kondisi aman.
“Kami memastikan pasokan pangan nasional, termasuk di Makassar, berada dalam kondisi yang cukup. Pemerintah terus berupaya menjaga keseimbangan harga di mana produsen (petani/peternak/nelayan) dan pedagang harus mendapatkan harga yang baik," kata Arief.
"Begitu pula konsumen mendapatkan harga yang wajar. Dan pemerintah melakukan stabilisasi melalui berbagai instrumen di antaranya Gerakan Pangan Murah (GPM), SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) beras, dan penyaluran bantuan pangan (banpang)," lanjutnya.
Sementara itu, dari hasil peninjauan pasar tersebut, Menko Pangan Zulhas mengungkapkan, harga pangan di Sulsel cukup terjangkau dan bahkan lebih murah dibandingkan sejumlah daerah di Pulau Jawa.
"Kami bersama Gubernur, Wali Kota, dan teman-teman mengecek barang-barang di pasar. Ternyata disini lebih rendah dibanding kota-kota lain, bahkan di Jawa," ujar Menko Pangan Zulhas.
Adapun berdasarkan peninjauan tersebut, didapati sebagian besar harga stabil, tidak ada kenaikan yang signifikan, dan cenderung turun. Harga beras premium rerata Rp 16 ribu per kilogram (kg), sedangkan beras medium Rp 14 ribu per kg. Sementara untuk komoditas daging ayam Rp 35.000 per kg dan telur Rp 28.000 per kg.
Adapun untuk cabai merah keriting Rp 35.000 per kg mengalami sedikit penurunan, namun masih agak tinggi sedikit dan sudah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Cabai rawit Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kg dan bawang merah Rp 30.000. Namun demikian, untuk harga MinyaKita terpantau Rp 17.000 per liter, masih di atas HET sebesar Rp 15.700.
Lebih lanjut, salah satu instrumen untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan adalah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Di tahun 2025, Sulsel menjadi provinsi yang mengawali peluncuran GPM serentak pada Selasa (14/1/2025), yang diikuti 24 kabupaten/kota se-Sulsel.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Fadjry Djufry mengatakan, salah satu kunci pengendalian inflasi adalah menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. “GPM ini saling menguntungkan, supaya petani kita juga semakin bersemangat menanam karena dapat harga yang layak. Konsumen juga begitu. Saya berharap Sulsel dapat menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia dalam penanganan inflasi,” ujarnya.