• Bisnis

Pemerintah Matangkan Strategi Penyerapan Gabah dan Beras

Eko Budhiarto | Rabu, 22/01/2025 08:42 WIB
Pemerintah Matangkan Strategi Penyerapan Gabah dan Beras Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/1/2025).(foto:NFA)

MEDAN – Kesungguhan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menyambut panen raya 2025 ditunjukkan melalui komitmen serapan hasil panen melalui Perum Bulog. Proyeksi produksi beras tahun ini diyakini meningkat.

"Tentu yang perlu menjadi perhatian kita semua adalah agar bagaimana Bulog dapat mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani kita. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah dan beras, tolong kita perjuangkan bersama," ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menyampaikan pandangannya dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/1/2025).

"Kita optimis panen padi akan meningkat tahun ini dibandingkan tahun lalu. Saat ada serapan dari Bulog, nanti itu bisa dipakai untuk intervensi pasar dan program pemerintah bagi masyarakat. Jadi kita perlu perjuangkan nasib petani dengan penyerapan optimal agar harga petani tidak jatuh," paparnya.

Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras dalam 3 bulan pertama di tahun ini dapat mencapai total sekitar 8,59 juta ton. Rinciannya Januari di 1,31 juta ton dan Februari di 2,08 juta ton, serta Maret di 5,20 juta ton.

Apabila proyeksi ini tercapai, maka jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, produksi beras telah mengalami peningkatan hingga 50,97 persen. Ini karena Januari sampai Maret di 2024, produksi beras total berada di angka 5,69 juta ton.

"Saat produksi meningkat, kita perlu menjaga hulu dan hilir. Hilirnya, hari ini inflasi sangat stabil. Nilai tukar petani terus terjaga cukup baik. Bapak Menko Pangan tadi pesannya petani dan peternak kita jangan sampai merugi. Apalagi pada saat panen raya. Jadi ini mohon menjadi perhatian kita semua," ucap Arief.

Terkait dengan perkembangan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP), sesuai data BPS, indeks NTPP saat momentum panen raya selalu berada melebihi 100 poin dalam 2 tahun terakhir. Di puncak panen raya tahun 2023 di bulan Maret dan April, NTPP berada di 103,83 dan 104,06. Sementara pada puncak panen raya tahun 2024 yang ada di bulan April dan Mei, NTPP tercatat di 105,54 dan 104,63.

"NTPP yang stabil lebih dari 100 harus kita jaga terus, apalagi saat momentum panen raya berlangsung. Di panen raya tahun ini juga harus begitu. Mari kita perjuangkan secara gotong royong," harap Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sesi konferensi pers seusai Rakor, meminta kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras, serta Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung dapat diupayakan bersama.

"(Dalam waktu dekat) ini akan masuk panen raya, baik beras maupun jagung. Pemerintah sudah memutuskan (HPP) gabah menjadi Rp 6.500 (per kilogram/kg) dari 6.000 (per kg). (HAP) jagung Rp 5.500 (per kg) dari Rp 5.000 (per kg). Tentu garda terdepan, Bulog akan menyerap, tapi perlu kerja sama semua pihak," kata Zulhas.

"Gubernur (dan) para Bupati semua, kita bertanggung jawab untuk mengerahkan seluruh kekuatan kita, membeli hasil gabah dan jagung yang panennya mungkin dalam bulan Februari, Maret, April. (Proyeksinya) 2 kali lipat, 2 kali lebih besar. (Ini) kabar gembira tentunya," tandasnya.

"Oleh karena itu, perlu kesiapan dan kerja sama dukungan semua pihak untuk menyerap gabah itu, agar harganya tidak turun, agar tidak merugikan petani di waktu panen raya (dalam) 2-3 bulan ini," sebut Zulhas.

Terakhir, Zulhas mengajak segenap pimpinan daerah untuk bahu membahu menyukseskan seluruh program pemerintah. Ia katakan hal itu demi mewujudkan Indonesia menjadi negara maju sekurang-kurangnya dalam 10 tahun mendatang.