• Kesra

Segudang Penyakit Akibat Kurang Gizi

M. Habib Saifullah | Sabtu, 25/01/2025 15:15 WIB
Segudang Penyakit Akibat Kurang Gizi Ilustrasi - Beragam penyakit yang dapat muncul jika mengalami kekurangan gizi (Foto: Kementan)

Katakini.com - Kurang gizi merupakan kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung fungsi-fungsi vitalnya. Hal ini dapat terjadi karena pola makan yang buruk, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, atau penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi. Kurang gizi tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan otak dan fungsi organ tubuh.

Berikut ini tujuh penyakit yang dapat muncul akibat kurang gizi:

1. Stunting

Stunting adalah salah satu penyakit yang paling umum akibat kurang gizi kronis. Stunting terjadi ketika anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tinggi badan mereka jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata anak seusia mereka.

Penyebab utama stunting adalah kekurangan asupan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin A selama masa pertumbuhan awal, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya tidak hanya pada fisik, tetapi juga pada kemampuan kognitif dan produktivitas di masa dewasa.

2. Kwashiorkor dan Marasmus

Kwashiorkor dan marasmus adalah dua bentuk utama dari malnutrisi protein-energi. Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein, meskipun asupan kalori mungkin mencukupi. Gejalanya meliputi pembengkakan tubuh, rambut yang mudah rontok, dan lesu.

Sementara itu, marasmus terjadi karena kekurangan kalori dan protein secara keseluruhan, sehingga menyebabkan tubuh menjadi sangat kurus, kehilangan massa otot, dan energi. Kedua kondisi ini sering terjadi pada anak-anak di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.

3. Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Anemia defisiensi zat besi adalah jenis anemia yang paling umum akibat kurang gizi. Kekurangan zat besi menghambat produksi hemoglobin, yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Gejalanya meliputi kelelahan, lemas, kulit pucat, dan sulit berkonsentrasi.

Anemia ini sering terjadi pada wanita hamil, anak-anak, dan remaja akibat pola makan yang rendah zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan biji-bijian.

4. Kekurangan Vitamin A

Vitamin A berperan penting dalam menjaga kesehatan mata, sistem kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti rabun senja dan, dalam kasus yang parah, kebutaan permanen. Selain itu, kekurangan vitamin A juga melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi seperti campak dan diare, terutama pada anak-anak.

5. Penyakit Berbasis Kekurangan Iodium

Iodium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid, yang mengatur metabolisme. Kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid di leher.

Selain itu, kekurangan iodium pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak janin, yang berdampak pada kecerdasan dan pertumbuhan anak.

6. Osteoporosis Akibat Kekurangan Kalsium dan Vitamin D

Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis, yaitu kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kurang gizi yang berfokus pada asupan nutrisi ini sering kali tidak terlihat dalam jangka pendek, tetapi dampaknya akan dirasakan di masa tua.

7. Beri-Beri dan Pellagra

Beri-beri disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 (tiamin), yang berfungsi dalam metabolisme energi. Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan saraf, kelemahan otot, dan gagal jantung. Sementara itu, pellagra adalah penyakit akibat kekurangan vitamin B3 (niasin), yang ditandai dengan diare, dermatitis, dan demensia. Kedua kondisi ini sering terjadi di daerah di mana makanan pokok yang dikonsumsi rendah kandungan vitaminnya.