JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) pada Jumat (24/1/2025) melaksanakan pelantikan pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat fungsional, yang dihadiri oleh Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
"Pada hari ini kita tentunya bersyukur karena kita melantik 2 direktur yang berkaitan dengan fungsi pengendalian kerawanan pangan dan kewaspadaan pangan," ujar Arief.
"Jadi saya sangat concern bahwa 2 direktorat ini dapat memberikan kontribusi yang kuat sebagai garda terdepan dalam mempersiapkan pencegahan kerawanan pangan melalui berbagai program aksi," lanjutnya.
Untuk diketahui, pejabat pimpinan tinggi pratama yang dilantik adalah Sri Nuryanti sebagai Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan dan Nita Yulianis sebagai Direktur Kewaspadaan Pangan.
Selain itu, ada pula pejabat fungsional yakni Endar Purnawan sebagai Analis Kebijakan Ahli Madya dan Mukholikin sebagai Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Pertama.
"Saya minta, kita semua fokus mengawal bagaimana Bulog bisa menyerap untuk mempersiapkan Cadangan Pangan Pemerintah. Beras 3 juta ton dan jagung 1 juta ton di tahun ini," kata Arief.
Sebagaimana diketahui, terkait upaya pemerintah dalam penyerapan produksi dalam negeri untuk memasok Cadangan Pangan Pemerintah, dilaksanakan melalui Perum Bulog. Realisasi pengadaan beras dalam negeri di 2024 telah dilaksanakan Bulog hingga mencapai 1,266 juta ton. Sementara untuk pengadaan jagung pakan dari petani domestik, Bulog telah menyerap hingga 84 ribu ton selama 2024 lalu.
"Ini karena Pak Presiden Prabowo sudah menyampaikan bahwa Indonesia tidak ada impor jagung. Tidak ada impor beras. Tidak ada impor gula untuk konsumsi dan juga untuk garam konsumsi, sehingga pada saat panen raya semester satu ini, kita harus lebih optimal dalam penyerapan panen petani dalam negeri," imbuhnya.
"Demikian juga dengan kewaspadaan dan kerawanan pangan juga. Tolong dikawal," sebutnya. Adapun capaian dari aspek kerawanan pangan telah dapat menekan jumlah daerah rentan rawan pangan di Indonesia.
Berdasarkan FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) yang dikoordinasikan oleh NFA, memperlihatkan adanya penurunan jumlah daerah rentan rawan pangan menurun dari 74 kabupaten/kota pada FSVA tahun 2022 menjadi 62 kabupaten/kota pada FSVA 2024. Di samping itu, NFA menargetkan persentase penurunan sisa pangan dapat berkurang 3 sampai 5 persen mulai 2025 ini.
Berikutnya yang tak kalah penting adalah mengawal upaya penanganan limbah pangan di Indonesia. Sebagai langkah awal, NFA mendorong pengembangan kebijakan untuk mendorong penurunan tingkat limbah pangan melalui usulan draf rancangan Peraturan Presiden tentang penyelamatan susut dan sisa pangan (SSP).
Di penghujung 2024, NFA bersama Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) telah meluncurkan metode baku perhitungan SSP. Melalui penerapan metode ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi berbagai pihak dalam melakukan penaksiran dan pengukuran tingkat kehilangan pangan yang terjadi dalam proses bisnisnya.