• Gaya Hidup

Berbagai Larangan Saat Hari Raya Imlek

M. Habib Saifullah | Senin, 27/01/2025 13:15 WIB
Berbagai Larangan Saat Hari Raya Imlek Ilustrasi Hari Raya Imlek (Foto: popbela)

Katakini.com - Perayaan Imlek atau Tahun Baru China merupakan momen yang penuh dengan tradisi dan nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Selain berbagai tradisi yang dilakukan untuk menarik keberuntungan, ada juga sejumlah larangan yang dipercaya dapat menghindarkan seseorang dari nasib buruk selama perayaan Imlek. Larangan-larangan ini memiliki makna filosofis yang mendalam, meskipun tidak semua orang percaya sepenuhnya.

Berikut ini beberapa larangan yang sebaiknya dihindari selama Imlek:

1. Menyapu atau Membersihkan Rumah pada Hari Pertama

Pada hari pertama Imlek, menyapu rumah atau membuang sampah dianggap sebagai tindakan yang dapat "mengusir" keberuntungan. Oleh karena itu, banyak keluarga Tionghoa yang membersihkan rumah secara menyeluruh sebelum Imlek untuk menyambut keberuntungan, tetapi menghindari aktivitas membersihkan rumah pada hari pertama. Larangan ini bertujuan agar rezeki tetap "berkumpul" di dalam rumah sepanjang tahun.

2. Mengucapkan Kata-Kata Negatif

Selama perayaan Imlek, mengucapkan kata-kata negatif seperti "mati," "sakit," atau "bangkrut" dianggap tabu. Kata-kata ini dipercaya dapat membawa energi buruk atau bahkan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, pada saat Imlek, orang-orang dianjurkan untuk berbicara dengan bahasa yang positif dan membawa semangat optimisme.

3. Memakai Pakaian Berwarna Gelap

Warna merah menjadi warna dominan selama Imlek karena melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan keberanian. Sebaliknya, warna gelap seperti hitam atau putih sebaiknya dihindari karena warna-warna tersebut biasanya diasosiasikan dengan duka cita dan kematian dalam budaya Tionghoa. Oleh sebab itu, memilih pakaian cerah, terutama merah, menjadi simbol harapan dan kebahagiaan.

4. Memecahkan Barang atau Peralatan

Memecahkan barang seperti piring, gelas, atau cermin selama Imlek dianggap sebagai tanda nasib buruk. Kejadian ini sering dikaitkan dengan perpecahan dalam keluarga atau hilangnya keberuntungan. Jika hal ini terjadi, beberapa keluarga memiliki kebiasaan untuk membungkus pecahan tersebut dengan kain merah dan mengucapkan doa sebagai bentuk "perbaikan" simbolis.

5. Membayar atau Menagih Utang

Hari pertama Imlek dianggap sebagai waktu untuk memulai tahun baru dengan suasana yang bersih dan tanpa beban. Oleh karena itu, menagih utang atau membayar utang selama Imlek dianggap tidak pantas dan dapat membawa energi negatif dalam hubungan sosial. Sebisa mungkin, segala urusan utang-piutang diselesaikan sebelum perayaan dimulai.

6. Menyajikan Makanan Tertentu yang Bermakna Negatif

Beberapa makanan tertentu dipercaya membawa konotasi buruk jika disajikan saat Imlek. Misalnya, bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan dalam tradisi Tionghoa, sehingga jarang disajikan pada perayaan Imlek. Sebaliknya, makanan yang melambangkan keberuntungan seperti ikan, jeruk, dan kue keranjang lebih sering dihidangkan.

7. Bertengkar atau Membuat Keributan

Imlek adalah momen untuk berkumpul dengan keluarga dalam suasana damai dan bahagia. Bertengkar atau membuat keributan selama perayaan Imlek dipercaya dapat membawa energi buruk sepanjang tahun. Oleh karena itu, menjaga keharmonisan dan hubungan baik dengan orang lain sangat dianjurkan selama perayaan ini.