Katakini.com - Nabi Muhammad SAW merupakan figur utama dalam Islam yang dikenal sebagai rahmat bagi seluruh alam. Salah satu momen penting yang menggambarkan kepedulian dan kasih sayang beliau terhadap umatnya ialah ketika peristiwa Isra Mi`raj. Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad SAW dan menerima perintah salat sebagai kewajiban bagi umat Muslim.
Dalam peristiwa Isra Mi`raj, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem (Isra), dan kemudian naik ke Sidratul Muntaha di langit (Mi`raj). Di Sidratul Muntaha, Allah SWT memerintahkan umat Muslim untuk melaksanakan salat sebanyak lima puluh kali sehari.
Setelah menerima perintah tersebut, Nabi Muhammad SAW kembali turun dari Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan pulang, beliau bertemu dengan Nabi Musa AS, seraya bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang perintah yang baru saja diterimanya. Ketika Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa umatnya diperintahkan untuk salat lima puluh kali sehari, Nabi Musa AS menyarankan agar beliau kembali kepada Allah SWT untuk meminta keringanan.
Nabi Muhammad SAW mengikuti saran Nabi Musa AS dan kembali menghadap Allah SWT untuk memohon agar jumlah salat dikurangi. Permohonan ini dilakukan beberapa kali, dan setiap kali Allah SWT mengurangi jumlah salat hingga akhirnya menjadi lima kali sehari. Meski demikian, Allah SWT menegaskan bahwa pahala salat lima kali sehari ini tetap setara dengan lima puluh kali salat.
Kisah ini mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Nabi Muhammad SAW, meski menjadi manusia yang paling dekat dengan Allah SWT, tetap memikirkan kemampuan umatnya untuk melaksanakan kewajiban yang diberikan.
Salat lima waktu yang diterima umat Muslim melalui peristiwa Isra Mi`raj bukan hanya kewajiban, tetapi juga anugerah. Melalui salat, umat Muslim diajak untuk terus mengingat Allah SWT, membersihkan hati, dan memperkuat hubungan spiritual. Penetapan lima waktu salat yang awalnya lima puluh kali menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Penyayang dan memahami keterbatasan hamba-Nya.
Sosok Nabi Muhammad SAW yang meminta keringanan jumlah salat adalah cerminan dari kepemimpinan yang penuh kasih, empati, dan perhatian terhadap umatnya. Beliau tidak hanya mengemban tugas sebagai rasul, tetapi juga sebagai pelindung dan pembimbing yang selalu memikirkan kebaikan bagi umatnya.
Kisah ini mengingatkan umat Muslim untuk selalu menjaga salat sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan untuk meneladani sikap empati dan kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan melaksanakan salat lima waktu, umat Muslim tidak hanya menjalankan kewajiban, tetapi juga meraih kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merasakan keberkahan hidup.