BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Selasa menyebut saran Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza yang dilanda perang ke Yordania dan Mesir "tidak dapat diterima."
"Setiap rencana pemukiman kembali, gagasan bahwa warga Gaza akan diusir dari sana ke Mesir atau Yordania, tidak dapat diterima," kata Scholz, merujuk pada komentar Trump di sebuah acara kampanye di Berlin.
Ia menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara di mana warga Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai, seraya menambahkan bahwa Otoritas Palestina harus jelas memikul tanggung jawab atas Gaza.
"Harapan rapuh untuk perdamaian yang kini mungkin tidak boleh disia-siakan," kata Scholz, merujuk pada perjanjian gencatan senjata baru-baru ini, seraya menambahkan bahwa perdamaian hanya dapat dicapai jika orang-orang di Gaza dapat berharap untuk masa depan yang berpemerintahan sendiri.
Yordania telah menjadi rumah bagi beberapa juta warga Palestina, sementara puluhan ribu tinggal di Mesir, dan pemerintah kedua negara telah menolak gagasan Trump. Gaza adalah tanah yang diinginkan warga Palestina sebagai bagian dari negara Palestina di masa depan.
Jerman merupakan salah satu pemasok utama senjata Israel, dengan ekspor pertahanannya ke negara itu meningkat hampir sepuluh kali lipat setiap tahunnya pada tahun 2023, tahun ketika konflik dengan militan Hamas dimulai.