JAKARTA – Panen raya pada Februari Hingg April 2025 menjadi momentum penting guna memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, berbagai instrumen kebijakan akan diterapkan untuk mendorong optimalnya serapan gabah oleh Perum Bulog.
"Dengan target 3 juta ton setara beras ini, kita bekali dengan instrumen kebijakan harga, sehingga menjadi pedoman bagi Bulog. Harga GKP Rp 6.500 per kg tentunya bertujuan untuk melindungi petani sebagai elemen strategis dalam mendorong percepatan swasembada pangan. Selain itu, untuk kualitas beras derajat sosohnya kita turunkan menjadi 95 persen," ujar Arief seusai Rakortas bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta, Jumat (31/1/2025) .
Berdasarkan data Bulog yang dihimpun NFA, per 30 Januari 2025, realisasi pengadaan setara beras yang bersumber dari produksi dalam negeri telah sampai di angka 8.920 ton. Dengan itu, total stok beras yang dikelola Bulog se-Indonesia mencapai 1,964 juta ton.
Adapun dengan memadainya stok beras yang dikelola pemerintah, dapat menyeimbangkan kesinambungan hulu sampai hilir. Melalui upaya penyerapan hasil panen petani, maka harga tingkat petani dapat terjaga dan di hilir pun inflasi juga terkendali. Terlebih komoditas beras sepanjang 2024 punya andil 0,10 persen dengan frekuensi muncul sampai 6 kali sebagai penyumbang inflasi secara bulanan.
Lebih lanjut, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi panen pada Januari dan Februari masing-masing 1,31 juta ton beras dan 2,08 juta ton beras, serta pada Maret diperkirakan akan melonjak menjadi 5,20 juta ton beras. Berdasarkan tren, diperkirakan produksi beras masih akan surplus seiring musim panen raya di April dan Mei.
Total proyeksi angka tersebut sudah melampaui konsumsi beras bulanan sebesar 2,5 juta ton atau surplus. Dengan total proyeksi produksi 3 bulan pertama di 2025 sebesar 8,59 juta ton dapat memenuhi total kebutuhan konsumsi selama 3 bulan yang diestimasikan berada di 7,77 juta ton. Dengan itu masih terdapat surplus 820 ribu ton untuk triwulan pertama 2025.
"Tugas kita semua memastikan bahwa penyerapan gabah beras di lapangan dapat mencapai target yang ditetapkan. Jadi ini momentum yang baik untuk memaksimalkan serapan," ujar Arief.
Dalam keterangan pers usai Rakortas Kemenko Pangan tersebut, Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan Bulog sudah dibekali dengan pendanaan yang kuat untuk memaksimalkan serapan gabah.
"Keuangan Bulog tidak ada masalah, ada Rp 23 triliun, ditambah lagi Rp 16,6 triliun. Bisa untuk beli beras 3 juta ton. Jadi tidak ada alasan bagi Bulog untuk tidak membeli dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah," ujar Zulkifli.
"Bulog tidak bisa sendiri. Ini pekerjaan besar. Perlu dukungan semua pihak terkait. Dan kita kawal bersama," tambahnya.
Menko Pangan juga mengungkapkan, terdapat 4 regulasi yang menopang percepatan swasembada pangan, yaitu Instruksi Presiden terkait irigasi, Peraturan Presiden (Perpres) terkait Neraca Komoditas, Perpres mengenai penyaluran pupuk bersubsidi, dan regulasi terkait penyuluh pertanian.
"Jadi 4 regulasi ini yang (jadi) penunjang landasan utama pokok, agar kita bisa swasembada pangan, sudah jadi semuanya. Jadi tidak ada alasan lagi, kita tidak bisa melaksanakan perintah Bapak Presiden (untuk) swasembada pangan secepat-cepatnya," tegas Zulkifl.