Katakini.com - Bulan Syaban menjadi waktu yang sangat dianjurkan untuk melakukan intropeksi dan memperbaiki diri dari sifat dan perilaku buruk. Bulan yang sering kali disebut sebagai bulan Nabi Muhammad SAW ini menyimpan banyak keberkahan dan keutamaan.
Selain itu, bulan yang diapit oleh dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadan menjadi semakin dipenuhi keberkahan. Apalagi bulan Rajab disebut sebagai bulan Allah dan Ramadan bulan umat Muslim.
Melansir dari berbagai sumber, di bulan Nabi Muhammad SAW ini terjadi berbagai peristiwa penting, salah satunya ialah perubahan arah kiblat umat Muslim, dari yang menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina kemudian berubah menjadi ke arah Ka`bah di Masjidil Haram di Makkah.
Salah satu alasan perubahan arah kiblat ini ialah Nabi Muhammad SAW memandang bahwa Baitul Maqdis merupakan kiblat orang Yahudi, karenanya beliau meminta malaikat Jibril untuk menyampaikan keinginannya kepada Allah SWT untuk mengubah arah kiblat hanya ke arah Ka`bah.
Rasulullah mengangkat wajahnya ke langit, menanti jawaban dari Jibril setelah bertemu dengan Allah Swt. Kemudian, Jibril turun membawa wahyu yang menyatakan bahwa arah kiblat harus diganti ke arah Ka`bah. Permintaan Nabi Muhammad Saw pun dikabulkan.
"Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 144).
Perubahan atas kiblat ini bukan hanya dipahami atas ketidaksukaan pada kesamaan arah kiblat dengan orang Yahudi, sebab berdasarkan Syekh Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menjelaskan, dulu orang-orang Yahudi berkata " Muhammad sebelumnya berbeda (arah kiblat) dengan kita, lalu ia mengikuti kamu. Andai saja tidak ada kami, pasti ia tidak tahu akan menghadap ke arah kiblat yang mana,"