• News

Tiongkok Memburu Korban Selamat Pasca Tanah Longsor di Provinsi Sichuan

Tri Umardini | Minggu, 09/02/2025 04:05 WIB
Tiongkok Memburu Korban Selamat Pasca Tanah Longsor di Provinsi Sichuan Pemandangan drone menunjukkan lokasi banjir bandang dan tanah longsor pada bulan Agustus 2024 di provinsi Sichuan, Tiongkok. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Kementerian darurat Beijing melaporkan dua orang telah diselamatkan dan 200 orang direlokasi.

Tiongkok telah meluncurkan pencarian lebih dari 30 orang setelah tanah longsor melanda provinsi Sichuan barat daya.

Longsor melanda desa Jinping di kota Yibin pada Sabtu (8/2/2024) sekitar pukul 11:50 pagi (03:50 GMT), demikian dilaporkan stasiun penyiaran negara CCTV. Pihak berwenang mengatakan puluhan orang hilang, sementara kondisinya masih berbahaya.

“Sepuluh rumah terkubur, lebih dari 30 orang hilang, dan sekitar 200 orang dievakuasi dan direlokasi,” kata CCTV.

Longsor itu "masih berlangsung", demikian peringatan penyiar, mengutip pernyataan tim penyelamat di lokasi. Warga, yang ratusan di antaranya telah dievakuasi, diperintahkan untuk menjauh dari area tersebut.

Presiden Xi Jinping menyatakan keprihatinannya dan mendesak pihak berwenang untuk melakukan segala upaya untuk mencari orang hilang dan meminimalkan korban, kantor berita resmi Xinhua melaporkan.

Kementerian Manajemen Darurat mengatakan dua orang telah diselamatkan, sementara 200 orang telah dievakuasi. Tim tanggap darurat berada di lokasi untuk mencari korban selamat, tambahnya.

Perdana Menteri Li Qiang meminta penyelidikan dan pemeriksaan potensi risiko bahaya geologi di daerah terdekat.

Ia juga meminta agar warga lain yang mungkin berisiko dievakuasi guna mencegah bencana lain.

Seorang penduduk desa mengatakan kepada Beijing News yang dikelola pemerintah bahwa batu-batu sering terlihat berguling menuruni gunung selama beberapa bulan terakhir, dan bahwa ahli geologi telah memeriksa daerah itu akhir tahun lalu.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional telah mengalokasikan 50 juta yuan ($6,9 juta) dari anggaran pusat untuk mendukung pemulihan darurat infrastruktur dan fasilitas layanan publik, kata Xinhua. (*)