• Bisnis

Inovasi Produksi Dorong Percepatan Realisasi Swasembada Pangan

Eko Budhiarto | Rabu, 12/02/2025 17:45 WIB
Inovasi Produksi Dorong Percepatan Realisasi Swasembada Pangan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi bersana Rektor IPB University di Agribusiness and Technology Park Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025).(foto:NFA)

BOGOR – Inovasi sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekosistem pangan Indonesia. Ini utamanya menyangkut upaya eskalasi produksi pangan dalam negeri, sehingga realisasi swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto dapat kian dekat.

Intensi tersebut dikatakan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Agribusiness and Technology Park Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat pada Selasa (11/2/2025). Arief menyatakan, inovasi dan invensi yang dilakukan oleh IPB terkait ketahanan pangan, mesti dapat diimplementasikan secara kolaboratif.

"Tadi inovasi yang dipaparkan Bapak Rektor IPB terkait ketahanan pangan sangat bagus. Ada benih padi varietas unggul dan telah dikerjasamakan dengan Kementerian Pertanian. Bahkan dari hasil uji coba penerapan teknologi budidaya padi di tahun lalu, bisa meningkatkan produktivitas pula. Kita bisa makin optimis swasembada beras bisa cepat tercapai," ungkap Arief.

Menilik data produktivitas padi dan beras yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2024 luas panen padi mencapai 10,05 juta ton. Dengan besaran luas tersebut, petani mampu menghasilkan Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 53,14 juta ton dan beras 30,62 juta ton. Sementara besaran konsumsi beras tahunan di 2024 menurut NFA berkisar di 30,73 juta ton.

Selanjutnya pada tahun 2023, luas panen padi berada di angka 10,21 juta ton. Hasilnya produksi GKG yang bersumber dari panen dalam negeri bisa mencapai 53,98 juta ton dan beras hingga 31,10 juta ton. Dari itu, konsumsi beras secara tahunan di 2023 ada di angka 30,89 juta ton.

"Adanya inovasi padi ini tentunya jadi kabar baik bagi perberasan nasional. Apalagi Bapak Presiden sudah bertekad mengejar swasembada secepatnya. Jika melihat neraca pangan yang kami susun di Badan Pangan Nasional, masih ada pangan pokok strategis yang belum sufficient, sehingga kita harapkan melalui inovasi dapat bantu melejitkan produksi dalam negeri," tutur Arief.

Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 update 21 Januari, dari sejumlah 12 pangan pokok strategis diestimasikan sebagian besar dapat dipenuhi dari produksi domestik. Hanya kedelai, bawang putih, dan daging sapi/kerbau yang harus terus diperhatikan perkembangan pasokannya. Dus, pemerintah meyakini tidak memerlukan pengadaan dari luar Indonesia selain 3 komoditas pangan tersebut.

Di tempat yang sama, Rektor IPB University Arif Satria mengelaborasikan program aksi ketahanan pangan yang sedang diupayakan pihaknya di 2025 ini.

"Kami ada 10 program aksi ketahanan pangan IPB 2025. (Antara lain) kita akan mengadakan 3.156 ton benih padi varietas unggulan IPB ke Kementan. Jadi kita punya 15 varietas yang kemudian sebagian besar akan kita perbanyak dan kita distribusikan melalui Kementerian Pertanian," paparnya.

"Kedua, perluasan Kampung Inovasi IPB untuk padi sawah gogo pada 1.125 hektar pada tahun 2025 dengan menggunakan teknologi terkini dalam bidang budidaya padi. Dari hasil penelitian hasil uji coba tahun 2024 sudah bisa menaikkan 32 persen produktivitas padi di Jawa Barat. (Selanjutnya) pendirian rice innovation center di Kampus IPB," sambungnya.

Pada kegiatan tersebut, IPB University menyerahkan buku rekomendasi terkait program MBG yang disusun bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah kepada Badan Gizi Nasional.

Rekomendasi tersebut antara lain bertajuk `Rekomendasi Penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis`, `Rekomendasi Tata Kelola dan Manajemen Program Makan Bergizi Gratis`, dan `Rekomendasi Sistem Pemantauan dan Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis`.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy turut menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat memberikan impak positif bagi pertanian dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Untuk itu harus didukung demi keberhasilan program baik ini.

"MBG sekarang menjadi program utama, karena MBG adalah segala-galanya. Dia tidak hanya menyelamatkan ibu hamil, (tapi) dia juga menyelamatkan bayinya, dia menyelamatkan masa depan Indonesia. Dengan MBG, UKM berkembang. Pertanian kita mendapat pertanian yang luar biasa, (sehingga) menjadi sumber pertumbuhan ekonomi," bebernya.

"Hampir di seluruh negara di dunia tidak kurang ada 139 negara yang melakukan program makan siang. Namun cakupan program MBG di Indonesia lebih luas. Karena tidak menyangkut hanya sasaran anak sekolah, tapi juga menyangkut PAUD, SMA, SMK termasuk SLB. Tantangan MBG ini adalah jumlah sasaran yang luar biasa (sampai) 92,78 juta yang memerlukan," lanjutnya.