• News

Iran Tuduh Israel Ganggu Penerbangan Lebanon di Tengah Meningkatnya Ketegangan

Tri Umardini | Sabtu, 15/02/2025 04:05 WIB
Iran Tuduh Israel Ganggu Penerbangan Lebanon di Tengah Meningkatnya Ketegangan Sebuah pesawat terbang di atas pinggiran selatan Beirut. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Iran menuduh Israel mengganggu penerbangan dari Teheran ke Beirut setelah pesawat Iran ditolak izinnya mendarat di ibu kota Lebanon.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan pada hari Jumat (14/2/2025) bahwa Israel telah mengancam sebuah pesawat penumpang yang membawa warga negara Lebanon dari Teheran “yang menyebabkan gangguan pada penerbangan normal negara itu menuju bandara Beirut”.

Ia mengecam ancaman Israel yang dituduhkan sebagai pelanggaran hukum internasional. Ia juga meminta Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan badan-badan dunia lainnya "untuk menghentikan perilaku berbahaya Israel terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan sipil".

Kemudian pada hari Jumat, Iran melarang pesawat Lebanon memulangkan puluhan warga negara Lebanon yang terlantar di Iran, dengan mengatakan bahwa Iran tidak akan mengizinkan penerbangan Lebanon mendarat sampai penerbangannya sendiri diizinkan mendarat di Beirut.

Duta Besar Iran untuk Beirut, Mojtaba Amani, mengatakan kepada televisi pemerintah Iran pada hari Jumat bahwa Iran akan mengizinkan pesawat itu mendarat hanya jika penerbangan Iran diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Beirut.

“Yang pasti permintaan pemerintah Lebanon akan diterima, tetapi dengan syarat mereka tidak menghalangi penerbangan Iran,” katanya.

Kebuntuan ini telah menyebabkan puluhan warga negara Lebanon telantar di Iran selama tiga hari setelah menghadiri ziarah keagamaan.

Pernyataan Baghaei tidak merinci sifat ancaman yang dikaitkan dengan Israel, tetapi muncul setelah juru bicara tentara Israel mengklaim bahwa Pasukan Elit Quds Iran dan kelompok Lebanon, Hizbullah, telah menggunakan penerbangan sipil untuk menyelundupkan dana ke Beirut.

Pejabat Hizbullah dan Lebanon telah membantah klaim Israel bahwa Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut digunakan untuk mempersenjatai kelompok tersebut.

Israel telah berulang kali menuduh Hizbullah menggunakan satu-satunya bandara di Lebanon untuk mentransfer senjata dari Iran. Tentara Israel menyerang daerah itu selama perangnya dengan kelompok bersenjata Lebanon tahun lalu.

Pada hari Kamis (13/2/2025), Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Lebanon mengatakan pihaknya telah “menjadwal ulang sementara” beberapa penerbangan, termasuk dari Iran, hingga 18 Februari karena sedang menerapkan “tindakan keamanan tambahan”.

Tanggal tersebut bertepatan dengan batas waktu penerapan penuh perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

Kamis malam, kerumunan pendukung Hizbullah asal Lebanon memblokir jalan menuju bandara Beirut dan membakar ban untuk memprotes keputusan tersebut. (*)