• News

Mendikdasmen Tinjau Program Karakter di Pesantren Dea Malela Sumbawa

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 16/02/2025 19:15 WIB
Mendikdasmen Tinjau Program Karakter di Pesantren Dea Malela Sumbawa Mendikdasmen, Abdul Mu’ti (kanan) melakukan kunjungan kerja ke Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, Kabupaten Sumbawa (Foto: Ist/Kemendikdasmen)

SUMBAWA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, melakukan kunjungan kerja ke Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, Kabupaten Sumbawa, pada 14-15 Februari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung penerapan inovasi pendidikan berbasis nilai keislaman dan kebangsaan di pesantren tersebut.

Selama dua hari kunjungan, Menteri Mu`ti meninjau berbagai aktivitas akademik dan non akademik di PMI Dea Malela. Ia turut menguji presentasi makalah ilmiah siswa SMA Dea Malela, menghadiri apel pagi, serta menyaksikan implementasi program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. 

Program ini merupakan inisiatif Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang bertujuan membentuk karakter unggul generasi muda dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.

Pimpinan PMI Dea Malela, M. Din Syamsuddin, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Mendikdasmen. Ia menilai kunjungan ini sebagai momentum strategis dalam memperkuat kualitas pendidikan pesantren dan menegaskan bahwa program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat akan berkontribusi besar dalam mencetak generasi unggul yang siap bersaing di tingkat global.

Turut hadir dalam acara tersebut Penasehat Grand Shaikh Al Azhar, Nahla Shabri As-Sha`idy, yang memberikan apresiasi terhadap sistem pembelajaran di PMI Dea Malela. Dalam sesi dialog, ia menyoroti bahwa banyak santri Indonesia melanjutkan studi ke luar negeri, tidak hanya ke Al Azhar, tetapi juga ke berbagai institusi pendidikan tinggi lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Nahla Shabri As-Sha`idy juga memberikan pemaparan mengenai perbedaan antara bahasa Fushah dan Amiyah dalam bahasa Arab. Ia menjelaskan bahwa bahasa Fushah digunakan dalam Al-Qur`an dan kitab-kitab klasik untuk pemahaman mendalam terhadap teks-teks keagamaan, sementara bahasa Amiyah merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan dalam percakapan umum.

Kunjungan ini diharapkan semakin memperkuat sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan dalam menciptakan ekosistem pembelajaran yang berkualitas. Diharapkan pula, generasi santri yang memiliki wawasan global tetap berpegang teguh pada akar budaya dan nilai keislaman yang kuat.