Katakini.com - Setiap muslim tentu menginginkan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Namun, tanpa disadari, ada kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa merusak pahala ibadah yang telah kita lakukan.
Meskipun seseorang rajin beribadah, kebiasaan buruk ini dapat membuat amalnya menjadi sia-sia atau bahkan mendatangkan dosa.
Salah satu kebiasaan yang sering terjadi adalah riya’, yaitu beribadah bukan karena Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian dari orang lain.
Misalnya, seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan suara merdu di depan banyak orang, tetapi ketika sendirian ia malas membaca. Padahal, niat yang tidak lurus bisa membuat amal ibadah kehilangan nilai di sisi Allah.
Selain itu, kebiasaan menggunjing atau ghibah juga sering dianggap remeh, padahal dampaknya sangat besar. Menggunjing seseorang, apalagi membicarakan keburukan mereka tanpa alasan yang jelas, bisa menghapus pahala ibadah.
Bayangkan jika seseorang seharian berpuasa, tetapi di sela-sela waktu ia membicarakan kejelekan orang lain. Alih-alih mendapatkan pahala penuh, amal puasanya bisa berkurang atau bahkan hilang.
Tidak hanya itu, ujub atau bangga diri dalam beribadah juga bisa merusak amal. Seseorang yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain karena lebih rajin beribadah bisa kehilangan keberkahan dari amalnya.
Islam mengajarkan bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah, dan hanya ketakwaan yang membedakan mereka. Jika ibadah dilakukan dengan kesombongan, maka nilainya bisa berkurang.
Lalai dalam menjalankan ibadah, terutama shalat, juga menjadi kebiasaan yang harus dihindari. Shalat adalah tiang agama, tetapi banyak orang menunda-nunda atau melakukannya dengan terburu-buru tanpa kekhusyukan.
Jika seseorang shalat hanya sebagai rutinitas tanpa memahami maknanya, maka ibadah tersebut bisa kehilangan kekuatannya dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Keikhlasan dalam beramal juga sangat penting. Banyak orang melakukan sedekah atau kebaikan lainnya, tetapi berharap mendapat pujian atau balasan dari manusia. Jika niatnya sudah melenceng, maka amal tersebut bisa kehilangan nilainya di sisi Allah. Keikhlasan adalah kunci utama agar amal ibadah diterima dan diberkahi.
Kebiasaan buruk lainnya adalah sering menyakiti hati orang lain, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Sebanyak apa pun ibadah seseorang, jika ia gemar menyakiti orang lain, maka bisa jadi amalannya tidak berarti. Rasulullah SAW bahkan pernah mengingatkan bahwa ada orang yang rajin ibadah, tetapi masuk neraka karena perilaku buruknya terhadap sesama.
Selain itu, tidak menjaga kejujuran dalam kehidupan sehari-hari juga bisa merusak amal ibadah. Seseorang yang rajin shalat dan berpuasa tetapi suka berbohong, menipu, atau berbuat curang dalam pekerjaannya, bisa kehilangan keberkahan dari ibadahnya. Ibadah bukan hanya tentang hubungan dengan Allah, tetapi juga mencerminkan bagaimana seseorang menjalani kehidupannya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu introspeksi diri dan memperbaiki kebiasaan buruk yang bisa merusak amal ibadah