• News

Kemenperin Optimis Indonesia Jadi Pemain Utama di Pasar Kosmetik Global

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 20/02/2025 15:43 WIB
Kemenperin Optimis Indonesia Jadi Pemain Utama di Pasar Kosmetik Global Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita (Foto: Ist/Humas Kemenperin)

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku optimis terhadap potensi industri kosmetik nasional untuk menjadi pemain utama di pasar global. Pasalnya, sektor kosmetik Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan, dengan produk lokal yang semakin diminati.

Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, jumlah pelaku usaha di industri kosmetik Indonesia meningkat pesat pasca-pandemi.

"Dalam tiga tahun pasca-pandemi, jumlah pelaku usaha di sektor ini melonjak lebih dari 77 persen, dari 726 pelaku usaha pada tahun 2020 menjadi 1.292 pada 2024 yang terdiri dari 83 persen perusahaan mikro dan kecil, serta 17 persen industri menengah dan besar," ungkap Reni.

Peningkatan ini mencerminkan daya saing dan inovasi yang terus berkembang di sektor kosmetik, yang diyakini dapat membuka peluang lebih besar di pasar internasional. Sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan sektor ini, Kemenperin mendukung berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan Female Daily Future of Beauty Summit 2025 di Jakarta.

Reni Yanita menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan seluruh pemangku kepentingan untuk merancang strategi yang dapat mengantarkan industri kosmetik Indonesia ke tingkat global.

"Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku industri, dan semua pemangku kepentingan, kami optimis bahwa kita dapat menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di pasar kosmetik globall," tutur Reni.

Optimisme ini semakin diperkuat dengan proyeksi pasar kosmetik Indonesia yang diperkirakan mencapai USD 9,7 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan tahunan 4,33% hingga 2030, seperti yang dilaporkan oleh Statista.

“Angka ini mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap produk kosmetik lokal, serta kontribusi sektor ini dalam mendorong perekonomian nasional. Hal ini juga memberikan penciptaan lapangan kerja serta membuka peluang bagi wirausahawan baru,” jelas Reni.

Industri kosmetik global diperkirakan akan mencapai nilai USD 677,2 miliar pada 2025, dengan tingkat pertumbuhan 3,37%. Indonesia memiliki potensi besar untuk merebut pangsa pasar ini, mengingat populasi wanita yang mencapai lebih dari 141 juta jiwa dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perawatan diri.

Sementara itu, State of Global Islamic Economy 2023/24 juga melaporkan bahwa tren konsumsi kosmetik halal domestik juga semakin menguat. “Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara konsumen produk kosmetik halal terbesar di dunia yang mencapai angka konsumsi USD5,4 miliar pada tahun 2022,” sebut Reni.

Dirjen IKMA menambahkan, merujuk data Indeks Kepercayaan Industri (IKI), salah satu sektor manufaktur yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah industri kosmetik, yang termasuk dalam kelompok KBLI 20 (industri kimia).

Industri ini mencatat ekspansi selama 23 bulan berturut-turut, menegaskan daya tahannya terhadap dinamika ekonomi global. "Pertumbuhan industri kosmetik yang berkelanjutan menunjukkan besarnya potensi sektor ini untuk bersaing di pasar internasional," ujar Reni.