JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa pelestarian bahasa daerah adalah bagian dari amanat konstitusi sekaligus cerminan identitas bangsa yang kaya akan budaya.
Demikian disampaikan Mendikdasmen dalam sambutannya saat secara resmi membuka rangkaian peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) 2025 dalam kunjungan kerjanya ke Maluku Utara.
Lebih lanjut, Mendikdasmen menyampaikan bahwa pihaknya memiliki visi besar Pendidikan Bermutu untuk Semua, yang salah satu program prioritasnya adalah pengembangan dan pemajuan bahasa Indonesia, kesastraan, dan berbagai budaya yang dimiliki.
“Dalam rangka peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional, kami sepenuhnya mendukung kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang menjadi bagian dari program kami untuk tetap melestarikan bahasa-bahasa daerah,” kata Mendikdasmen dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat (21/2).
HBII 2025 mengusung tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua”, dengan rangkaian acara yang berlangsung pada 20 s.d. 27 Februari 2025 di berbagai provinsi di Indonesia.
Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dalam pendidikan, mendorong penerapan pendidikan multibahasa, serta memperkuat pelestarian bahasa daerah. Berbagai kegiatan yang akan diadakan mencakup kampanye Twibbon, pameran, dialog, siniar, webinar, serta pemutaran film pendek berbahasa daerah dan video revitalisasi bahasa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Mendikdasmen menekankan peran bahasa sebagai identitas bangsa. ”Kelebihan yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia adalah mempunyai bahasa Ibu yang kaya, tetapi juga mempunyai bahasa Indonesia yang menyatukan,” katanya.
“Semoga kita semua senantiasa memiliki komitmen dan kesadaran bersama untuk berusaha memajukan bahasa Indonesia dan tetap melestarikan bahasa daerah, bahasa Ibu, bahasa yang mewujudkan kekayaan budaya,” pungkas Mendikdasmen.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menyebutkan bahwa peringatan HBII ini merupakan wujud komitmen UNESCO untuk terus melahirkan peradaban dunia khususnya bahasa daerah agar tetap lestari.
“Peran bahasa daerah adalah sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, khususnya terhadap anak-anak-anak didik. Dalam hal ini, bahasa daerah dapat dimanfaatkan sebagai bahasa pengantar pendidikan di tahap awal,” ucapnya.
Hafidz menguraikan bahwa berdasarkan hasil kajian, penyampaian pelajaran di jenjang awal dengan bahasa daerah dapat meningkatkan pemahaman anak, tidak hanya proses membaca, namun memahami dan mengaktualisasikan hal yang dipelajari.