JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Frans Immanuel Saragih melihat kisruh persoalan yang terkait dengan Harun Masiku telah menguras energi bangsa. Bertahun-tahun bergulir, tapi sosok kader PDIP tersebut seolah ditelan bumi, tak pernah terlihat lagi wajud aslinya.
Kasus yang bermula muncul di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut saat ini sudah menyeret pejabat tinggi partai ke dalam ruang tahanan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai terdakwa dalam kasus dugaan suap Harun Masiku.
Ironisnya, Harun Masiku sendiri tak pernah tampak wajudnya di pengadilan. Bahkan di ruang publik pun tak pernah terlihat. Harun Masiku seolah-olah menjadi sosok bayangan pasca ia dikabarkan kabur ke luar negeri. Dan pemerintah Indonesia seolah tak memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menangkap dan membawa pulang seorang Harun Masiku ke Indonesia untuk diadili atas perbuatannya.
Dihubungi melalui telepon, Sabtu (22/2/2025), Pengamat Komunikasi Politik Frans Immanuel Saragih menyampaikan bahwa kasus Harun Masiku ini terlalu menguras banyak energi, dan muatan politisnya terasa. "Walaupun banyak pihak terkait yang menyatakan tidak ada unsur politisnya," kata Frans.
Bagaimana tidak, tutur Frans, kasus ini sebelumnya sudah menetapkan mantan petinggi KPU sebagai tersangka, dan saat ini Sekjen PDIP. "Tapi sampai saat ini kita belum menemukan wujud Harun Masiku itu sendiri. Dan penahanan ini membuat meradang Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri," ujarnya.
Menurut Frans, secara komunikasi politik sebenarnya rakyat menginginkan penangkapan langsung Harun Masiku itu sendiri. Rakyat sudah banyak yang tidak tertarik dengan tokoh partai politik dan aktivitas aktor politik.
Penangkapan wujud Harun Masiku itu akan menimbulkan rasa kepercayaan rakyat terhadap kemampuan para pihak penegak hukum.
"Padahal kita ketahui para aparat kita mampu dan profesional membongkar jaringan kejahatan terorganisir tetapi tidak bisa menemukan keberadaan Harun Masiku sampai saat ini, padahal sudah memakan waktu bertahun tahun lamanya. Aroma politisnya sangar terasa," kata Frans.
Reaksi yang dilakukan PDIP, menurut Frans juga sangat reaktif, tetapi itu memang model dari partai tersebut. Mereka kembali kepada identitas aslinya, sebagai partai yang cepat bereaksi apabila rumah mereka merasa terusik.
"Masalahnya adalah harus dibuktikan Hasto benar terlibat atau tidak ungkap," Frans.
Ditambah aksi-aksi lainnya, lanjut Frans, sebaiknya ditanggapi secara bijaksana dalam kehidupan demokrasi. Dan pemerintah juga harus bisa memiliki teknik komunikasi yang baik kepada publik, agar tercapai pemahaman yang sama.
"Persoalan bangsa ini masih banyak. Jangan sampai energi terkuras oleh Harun Masiku. Sebaiknya bergerak dan temukan keberadaannya. Rakyat pasti akan mengapresiasinya," tutup Frans.