ANKARA - Turki mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya siap menjadi tuan rumah kemungkinan perundingan antara Ukraina dan Rusia. Turki juga akan mendukung setiap inisiatif yang mengarah pada perdamaian, menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke Ankara.
Turki, anggota NATO, menjadi tuan rumah pembicaraan awal antara kedua belah pihak beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, yang membantu mengamankan kesepakatan untuk jalur ekspor gandum yang aman di Laut Hitam.
Berbicara bersama Lavrov pada peringatan tiga tahun invasi Rusia, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Ankara menghargai inisiatif AS untuk perdamaian sebagai pendekatan yang "berorientasi pada hasil", tetapi mengulangi bahwa kedua belah pihak harus berpartisipasi untuk mencapai solusi.
"Dalam kerangka itu, kami siap memberikan semua bentuk dukungan agar perdamaian dapat dicapai melalui pembicaraan. Kami siap menjadi tuan rumah pembicaraan ini seperti yang telah kami lakukan sebelumnya," kata Fidan.
Meskipun ia tidak mengulangi sikap Ankara yang telah lama mendukung integritas teritorial Ukraina, Presiden Turki Tayyip Erdogan melakukannya dalam pesan video terpisah yang menandai peringatan tersebut.
Ketika ditanya tentang jaminan keamanan yang diminta Ukraina dari Amerika Serikat dan mitra Barat untuk mengakhiri perang, Fidan mengatakan Ankara "siap untuk mengambil langkah apa pun yang pada prinsipnya berkontribusi pada perdamaian."
Lavrov mengatakan posisi Rusia terkait kondisi yang dibutuhkan untuk mengakhiri perang tidak berubah dan bahwa pembatalan tawaran Ukraina untuk menjadi anggota NATO tidak dapat dinegosiasikan. Ia kemudian bertemu Erdogan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi Turki untuk berunding dengan Erdogan minggu lalu, pada hari yang sama perwakilan AS dan Rusia bertemu untuk berunding guna mengakhiri perang di Riyadh tanpa partisipasi Kyiv.
Zelenskiy mengatakan pada hari Minggu bahwa ia melihat Turki sebagai penjamin keamanan penting bagi Ukraina.