• Bisnis

Kepala NFA: Operasi Pasar PT Pos Jadi Andalan Gerai Pangan Murah

Eko Budhiarto | Jum'at, 28/02/2025 06:14 WIB
Kepala NFA: Operasi Pasar PT Pos Jadi Andalan Gerai Pangan Murah Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meninjau OP Pangan Murah di Kantor Pos Indonesia Bogor dan Cibinong, Jawa Barat, Kamis (27/2/2025).(foto:NFA)

BOGOR – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, operasi pasar yang digelar di Kantor Pos di seluruh Indnesia menjadi andalan gerai pangan murah untuk rakyat. Di sisi lain, Operasi Pasar Pangan Murah (OP Pangan Murah) mengutamakan penyerapan produksi pangan domestik.

Arief menyampaikan hal itu saat bersama Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meninjau OP Pangan Murah di Kantor Pos Indonesia Bogor dan Cibinong, Jawa Barat, Kamis (27/2/2025). Menurut Arief, gerai pangan murah seperti ini akan turut membantu penyerapan dari hulu dan mendukung penyediaan pasokan dengan harga baik di hilir.

"Harga pangan pokok di hilir harus sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi). Pemerintah secara simultan bersama berbagai pihak, mulai dari Pemda, BUMN sampai swasta, semua kerja sama hadir untuk mendekatkan pangan murah bagi masyarakat. Silakan masyarakat datang ke lokasi operasi pasar yang ada di Kantor Pos seperti ini," kata Arief.

"Ke depannya operasi pasar PT Pos ini memang bisa jadi andalan kita semua sebagai gerai pangan murah untuk rakyat. Kemudian tidak boleh harga di petani itu jatuh, karena demikian instruksi Bapak Presiden Prabowo. Contohnya harga gabah harus Rp 6.500 per kilogram. Saat ini tinggal beberapa daerah saja yang harga gabahnya di bawah itu," papar Arief.

Menilik data harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dalam Panel Harga Pangan NFA, per 26 Februari rerata harga secara nasional berada di Rp 6.825 per kilogram (kg). Dari total 16 provinsi yang dipantau, masih ada 5 provinsi yang mengalami harga GKP di bawah ketetapan pemerintah. 5 provinsi itu antara lain Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Barat.

"Memang masih ada beberapa provinsi yang harganya masih di bawah Rp 6.500, misalnya Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Dengan itu, ini akan menjadi concern. Kita ingin menjaga petani. Dalam 2 tahun terakhir mulai dari Bapak Presiden Joko Widodo sampai hari ini, harga petani sudah dinaikkan sampai 3-4 kali," jelas Arief.

Lebih lanjut, pelaksanaan OP Pangan Murah melalui jaringan PT Pos Indonesia sampai hari ini telah merambah hingga 265 titik lokasi. Di samping itu, program Gerakan Pangan Murah (GPM) juga tetap digencarkan NFA bersama pemerintah daerah. Per 21 Februari, GPM telah menyentuh angka 717 kali di 13 provinsi dan 88 kabupaten/kota. Rinciannya di Januari 166 kali dan Februari ini di 551 kali.

"Sebenarnya dengan menggencarkan operasi pasar seperti sekarang ini, jadi yang paling ditunggu-tunggu oleh petani dan peternak kita. Ini karena kalau ada seperti ini, produksi pasti ada yang menyerap. Nanti BUMN bidang pangan dan Pos sama-sama jadi penyerap produksi pangan kita," kata Arief.

"Harga di petani harus bagus, di hilir juga harus bagus, sehingga tata niaganya kita jaga sama-sama. Modern market tetap jualan. Traditional market tetap jualan. Ketersediaan pangan pokok strategis sampai dengan jelang Puasa dan Lebaran nanti, dipastikan semua aman," terang Arief.

Semantara itu, Wamentan Sudaryono mengatakan, strategi penstabilan harga pangan dilakukan dengan membanjiri stok ke pasar-pasar. Ia juga memperingatkan agar pedagang tidak FOMO (Fear of Missing Out) dengan menaikkan harga karena sedang dalam momentum Ramadan dan Idulfitri.

"Cara supaya harga tidak naik, syukur syukur bisa turun, adalah dengan membanjiri stok pasar tradisional maupun pasar modern. Dengan membanjiri pasar dengan stok yang melimpah, barang tersedia. Pemerintah juga melaksanakan operasi pasar dengan memanfaatkan 4.800 cabang Pos Indonesia. Hari ini sudah beroperasi 265. Memang tujuannya untuk mendistorsi harga pasar supaya harganya lebih baik," jelasnya.

"Berikutnya Presiden mengatakan Ramadan dan Lebaran, harga harus bagus, harga harus turun, maka kami ingatkan kepada semua pengusaha, semua pedagang, khususnya barang-barang pokok ini, untuk tidak menjual di harga lebih dari HET. Kami ingatkan jangan lagi menari di atas penderitaan masyarakat kita. Nggak ada lagi FOMO. Nggak ada lagi karena Ramadan Lebaran kemudian biasanya (harga) naik. Nggak ada lagi," ucap Sudaryono.