JAKARTA – Selain pasar tradisional, penyediaan pangan pokok strategis dengan harga baik, juga menyentuh pasar modern.Dengan menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), upaya ini sebagai wujud pemwrataan penyediaan pangan murah.
Langkah kolaborasi melalui jaringan ritel ini, menurut Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, tidak akan memberi distorsi terhadap pasar tradisional. Ini dikarenakan target konsumen yang berbeda dan secara simultan di pasar tradisional juga dimasifkan operasi pasar.
"Kita semua terima kasih ke APRINDO karena setelah pasar tradisional, kita juga melakukan hal yang sama di pasar modern. Tadi disebutkan ada discount up to 30 persen, bahkan sampai 50 persen dan difokuskan ke komoditas pangan strategis," kata Arief saat menghadiri peluncuran program `Friday Mubarak` di Hypermart Puri Indah, Jakarta Jumat (28/2/2025).
"Dengan ini, kita sama-sama, tapi jangan punya pikiran bahwa ini akan mengambil traditional market. Ini semua sama-sama kita sediakan pangan murah dan ritel punya market yang berbeda. Jadi tak usah khawatir mendistorsi pasar, karena di pasar tradisional melakukan hal yang sama dengan operasi pasar murah, semuanya berjalan bersama. Silakan masyarakat belanja dengan bijak," sambungnya.
Di kesempatan itu, Arief juga menekankan pentingnya produksi pangan dalam negeri. Terlebih hal itu telah menjadi titah Presiden Prabowo Subianto dalam bagaimana menjaga harga di tingkat petani/peternak, namun tetap harus memberikan harga yang baik di tingkat konsumen.
"Kita semua menjaga harga baik di hulu maupun di hilir. Perintahnya Bapak Presiden itu tidak boleh petani peternak merugi. Tapi masyarakat luas juga diberi harga yang baik. Kita mesti bersyukur. Negara tetangga kita hari ini susah. Contohnya beras hari ini di Malaysia krisis. Tapi Indonesia, kita punya cadangan beras sampai 1,9 juta ton. Jadi pemerintah bisa leluasa intervensi," kata Arief.
"Tapi tentunya kita ingin tidak hanya beras yang kuat. Misalnya cabai rawit, ini yang juga harus kita dorong. Kondisi cabai sekarang ini memang ada kendala karena faktor hujan. Petani kita tidak bisa petik, sehingga pasokan ke pasar tersendat. Menurut teman-teman Champion Cabai Kemungkinan di minggu kedua dan ketiga nanti, pasokan bisa kembali normal," sebutnya.
Menyadur data Panel Harga Pangan NFA, per 27 Februari, rerata harga cabai rawit merah secara nasional menyentuh Rp 82.499 per kilogram (kg). Sementara proyeksi kebutuhan konsumsi nasional dalam sebulan untuk cabai rawit akan mengalami peningkatan 13,52 persen atau menjadi sekitar 85,2 ribu ton di Ramadan atau Maret 2025.
"Untuk itu, adanya Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) itu sangat penting, sehingga Bapak Prabowo juga mungkin dalam waktu dekat akan memerintahkan cold storage di kota-kota besar untuk dapat menyimpan CPP. Misalnya daging itu bisa dalam frozen condition. Nanti itu bisa dipakai untuk melakukan intervensi kalau ada fluktuasi harga," ucap Arief.
Terkait penguatan sarana dan prasarana (sarpras) logistik pangan turut didukung oleh NFA dengan menyalurkan alat-alat yang dapat memperpanjang shelf life. Sejak 2022, NFA telah menyalurkan 19 sarpras ke 8 provinsi antara lain 7 cold storage chiller, 6 reefer container, 3 air blast freezer, dan 3 heat pump.
Di 2023 kembali dilanjutkan penyaluran 11 sarpras di 8 provinsi berupa 4 cold storage chiller, 3 reefer container, 3 air blast freezer, dan 1 heat pump dryer. Sementara di 2024, telah dialokasikan sebanyak 12 unit antara lain 2 cold storage chiller, 5 reefer container, dan 5 air blast freezer.
NFA pun telah melaksanakan kajian penilaian dampak dan evaluasi terhadap sarpras logistik pangan tahun 2022 sampai 2023. Salah satu hasilnya menyebutkan sebanyak 27 dari 29 responden melaporkan adanya peningkatan penjualan lebih dari 5 persen setelah menerima alat. Ini menjadi indikator bahwa alat yang diterima tidak hanya mampu meningkatkan produksi, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan.
Sementara itu, pada peluncuran program `Friday Mubarak` hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan target penjualan dalam program ini.
“Friday Mubarak yang diselenggarakan APRINDO kali ini akan berlangsung sampai 30 Maret 2025 dengan target penjualan Rp 75 triliun. Di mana, setiap hari Jumat akan lebih banyak promosi dan diskonnya,” bebernya.
“Saya titip di antaranya nanti setelah bulan April sampai Desember, harus ada satu season lagi agar bisa mendongkrak sales. Tadi dengan Badan Pangan Nasional, kita sudah cek dengan beberapa daerah relatif kondisi suplai pangan aman," pungkas Menko Airlangga.
Ketua Umum APRINDO Solihin menuturkan Friday Mubarak merupakan bentuk kolaborasi apik dengan pemerintah dalam membantu masyarakat. "Kita berkolaborasi dengan pemerintah dan Badan Pangan Nasional selalu mendukung setiap kegiatan yang meringankan masyarakat. Kita sudah menyediakan stok yang kita perkirakan cukup," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam menyambut Ramadan tahun ini, pemerintah gencar menggelar program belanja nasional guna mendorong konsumsi masyarakat melalui belanja domestik. Friday Mubarak sendiri merupakan inisiatif APRINDO untuk mendukung visi tersebut.
Selanjutnya akan ada lagi program BINA (Belanja di Indonesia Aja) yang bekerjasama dengan HIPPINDO (Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia). Lalu Pasar Kreatif Ramadan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta hingga Bazar Ramadan serta Ramadan Sale yang akan diselenggarakan Indonesian E-commerce Association (IdEA).