• Bisnis

Maret, Program MBG Lari Kencang

Eko Budhiarto | Selasa, 04/03/2025 08:57 WIB
Maret, Program MBG Lari Kencang Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Rakortas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (3/3/2024).(foto:NFA)

JAKARTA – Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai Maret ini akan dikebut. Untuk itu, kecukupan ketersediaan pasokan pangan pokok termasuk yang dikonsentrasikan untuk dipersiapkan, dengan mengutamakan produksi pangan dalam negeri.

Selepas Rakortas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (3/3/2024), Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, menyatakan optimismenya bahwa MBG akan menjadi agregator untuk absorpsi hasil panen para petani lokal.

"Tadi Bapak Menko Pangan menyebutkan MBG mulai Maret ini akan diupayakan lari dengan kencang. Apalagi nanti kalau sudah menyentuh 82,9 juta penerima manfaat, bisa butuh beras hingga 4 juta ton. Tapi memang produksi beras kita akan semakin besar, total bisa hampir 14 jutaan ton sampai April ini," kata Arief.

Adapun potensi produksi beras dalam negeri subround I (Januari-April) sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS), di tahun 2025 ini dilaporkan menjadi yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir atau sejak Januari-April 2019. Pada caturwulan 2025 ini, BPS memproyeksikan total produksi beras dapat menyentuh angka 13,95 juta ton.

Sebagai komparasi, Januari-April 2024 berada di 11,07 juta ton. Lalu Januari-April 2023 di 12,98 juta ton. Selanjutnya Januari-April 2022 di 13,71 juta ton. Sementara di Januari-April 2021 di 13,58 juta ton dan di Januari-April 2020 di 11,52 juta ton. Terakhir, Januari-April 2019 berada di angka 13,63 juta ton.

Untuk perkiraan kebutuhan konsumsi beras bulanan, berdasarkan proyeksi neraca beras yang disusun NFA, pada Ramadan atau Maret ini akan meningkat sekitar 15,47 persen atau menjadi 2,738 juta ton. Di Februari 2025, kebutuhan konsumsi beras berkisar di 2,371 juta ton.

"Kalau nanti produksi beras kita semakin besar April ini, artinya kita harus siap-siap. Musim hujan seperti sekarang, kelebihannya produksi akan banyak. Jadi challenge-nya adalah kecepatan kita mengeringkan gabah dari kadar air yang mungkin sampai dengan 30 persen, kita harus turunkan gabahnya ke sampai dengan 14 persen. Nah makanya diperlukan banyak dryer," ujarnya.

"Hari ini harus pakai teknologi, harus diperbanyak dryer. Jangan ambil risiko, karena nanti produksinya banyak, terus kemudian kualitas gabahnya malah turun. Nanti produktivitasnya jadi rendah karena rendemennya rendah. Padahal ada program MBG dan Bulog sekarang sudah jadi standby buyer. Jadi saat ini pemerintah itu sudah siapkan solusi di hilir perberasan," beber Arief.

Arief juga menyoroti harga daging ruminansia yang disebutnya perlu diperhatikan kembali. Menurutnya, akibat kasus Penyakit Mulut dan Kulit (PMK) menyebabkan harga daging di pasaran menurun.

"Harga daging harusnya sekitar Rp 120-130 ribu, batas atasnya kan Rp 140 ribu. Kemarin itu ada penurunan harga daging karena case PMK. Jadi sekarang harga sudah mulai naik lagi. Ini berita baik bagi peternak kita. Semangat kita tentu adalah membangun produksi pangan dari hasil jerih payah sendiri," tukasnya.

Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk daging ruminansia pun terbilang cukup baik. Per akhir Februari kemarin, stok daging kerbau total ada 39 ribu ton. Sementara CPP dalam bentuk daging sapi di angka 4 ribu ton. Daging kerbau sendiri oleh BUMN pangan mulai digelontorkan ke masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau.

Selanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam pernyataannya ke media, melontarkan harapannya agar program MBG dapat dikebut mulai Maret ini.

"(MBG) diperkirakan Maret akan dilaksanakan, mungkin per bulan bisa menyerap anggaran sampai Rp 1 (sampai) 2 triliun. Urusan anggaran baru selesai," paparnya.

"Oleh karena itu, perlu kita siapkan rantai pasok karena butuhnya besar sekali, karena Maret ini akan berkali-kali lebih besar, bahkan nanti tentu sampai akhir tahun akan 82,9 juta penerima manfaat. Kalau sampai 82,9 juta, itu beras saja (butuh) 4 juta ton. Mudah-mudahan program ini mulai Maret akan lari dengan kencang," pungkas Zulkifli..

 

Keywords :


NFA Arief Prasetyo Adi
.
MBG