• Sains

Populasi Kupu-kupu Anjlok hingga 22% di AS Sejak Pergantian Abad

Yati Maulana | Senin, 10/03/2025 05:05 WIB
Populasi Kupu-kupu Anjlok hingga 22% di AS Sejak Pergantian Abad Seekor kupu-kupu raja terlihat di kandang di Boone Hall Plantation and Gardens di Mount Pleasant, South Carolina, AS, 20 Agustus 2019. REUTERS

WASHINGTON - Populasi kupu-kupu - serangga cantik yang memainkan peran penting dalam penyerbukan dan kesehatan ekosistem - telah menurun di Amerika Serikat lebih dari seperlima abad ini. Menurut penelitian, kupu-kupu itu mencakup ratusan spesies mulai dari laksamana merah hingga kupu-kupu kubis putih.

Data dari sekitar 76.000 survei kupu-kupu yang dilakukan oleh berbagai kelompok yang mendokumentasikan jutaan serangga yang mewakili 554 spesies menunjukkan bahwa jumlah mereka turun hingga 22% dari tahun 2000 hingga 2020 di Amerika Serikat yang bersebelahan, kata para peneliti.

Para ilmuwan mengaitkan penurunan tersebut dengan beberapa faktor, termasuk hilangnya habitat, penggunaan pestisida, dan perubahan iklim.

Penurunan populasi terbesar terjadi di wilayah barat daya yang mencakup Arizona, New Mexico, Oklahoma, dan Texas.

Di antara 342 spesies kupu-kupu yang didokumentasikan dalam penelitian yang memiliki data yang cukup untuk menganalisis tren numeriknya, 114 di antaranya - sekitar sepertiga dari total - mengalami penurunan, termasuk 107 yang turun lebih dari 50% dan 22 yang turun lebih dari 90%.

Jumlah empat kupu-kupu - Florida white, Hermes copper, tailed orange, dan Mitchell`s satyr - anjlok lebih dari 99%. Sembilan spesies - sekitar 3% dari total - menunjukkan peningkatan.

Di antara beberapa spesies umum, red admiral menurun hingga 58%, cabbage white turun hingga 50%, dan American lady turun hingga 44%.

"Hasil penelitian ini cukup menyedihkan. Namun, kupu-kupu memiliki kapasitas untuk pulih jika kita dapat memperbaiki keadaan bagi mereka," kata ahli ekologi Collin Edwards, yang sebelumnya bekerja di Washington State University dan kini bekerja di Washington State Department of Fish and Wildlife, penulis utama penelitian yang dipublikasikan pada hari Kamis di jurnal Science.

"Kupu-kupu memiliki siklus hidup yang cepat - setidaknya satu generasi per tahun, sering kali dua atau tiga. Dan setiap generasi tersebut menghasilkan banyak telur. Ini berarti bahwa jika kita menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih ramah bagi kupu-kupu, spesies kupu-kupu memiliki kapasitas untuk merespons dengan sangat cepat dan memanfaatkan semua upaya kita," Edwards menambahkan.

Studi ini melibatkan kupu-kupu raja. Namun karena bukti paling jelas tentang penurunan jumlah mereka berasal dari tempat mereka menghabiskan musim dingin di Meksiko dan para peneliti hanya menggunakan data pemantauan AS, studi ini tidak mengidentifikasi tren yang jelas untuk kupu-kupu ini.

"Kita telah kehilangan satu dari setiap lima kupu-kupu hanya dalam 20 tahun. Itu berarti jika Anda pergi mengamati kupu-kupu pada tahun 2000 dan Anda melihat 100 kupu-kupu, pada tahun 2020 Anda hanya akan melihat 80. Itu adalah kehilangan yang mencengangkan dalam rentang waktu yang begitu singkat," kata ahli biologi konservasi dan rekan penulis studi Eliza Grames dari Universitas Binghamton di New York.

"Ada banyak pemicu stres yang memengaruhi populasi kupu-kupu, dan sulit untuk menentukan hanya satu. Di Tenggara, misalnya, kekeringan kemungkinan merupakan ancaman besar. Di Midwest, insektisida adalah pendorong utama hilangnya keanekaragaman hayati kupu-kupu. Di wilayah lain, ceritanya tidak begitu jelas, dan kemungkinan kombinasi pemicu stres antropogenik yang menyebabkan penurunan drastis yang kita lihat," kata Grames.

Meskipun informasi yang dapat diandalkan tentang tren populasi kupu-kupu global kurang, studi di beberapa negara lain telah mendokumentasikan penurunan pada tingkat yang hampir sama seperti pada data AS.

Kupu-kupu merupakan serangga yang paling banyak dipantau secara sistematis di Amerika Serikat. Para peneliti menghitung bahwa terdapat 650 spesies kupu-kupu yang wilayahnya bersinggungan dengan wilayah Amerika Serikat yang bersebelahan, dengan setidaknya beberapa data pemantauan pada 554 di antaranya.

Penurunan jumlah kupu-kupu, yang telah menghuni Bumi selama lebih dari 100 juta tahun, merupakan salah satu bagian dari penurunan keanekaragaman hayati global yang sedang berlangsung, dengan kerugian di antara serangga khususnya mengkhawatirkan mengingat peran penting mereka dalam banyak proses ekologi.

"Ahli ekologi menggunakan kupu-kupu seperti burung kenari di tambang batu bara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mungkin ada penurunan pada banyak spesies serangga yang datanya tidak kami miliki dengan baik," kata Edwards.

"Bagi saya, kupu-kupu penting karena mereka cantik dan menginspirasi kita. Mereka layak untuk hidup hanya demi hidup," kata Grames. "Dalam hal fungsi ekosistem, kupu-kupu merupakan penyerbuk, herbivora, dan juga berfungsi sebagai pbagi pemakan serangga," khususnya burung.