JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kembali memastikan ketersediaan pangan pokok strategis hingga Idul Fitri 1446 Hijriah, aman dan mencukupi. Meski demikian Kepala NFA Arief Prasetyo Adi juga menggarisbawahi beberapa komoditas yang berfluktuasi.
Arief menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Kesiapan menghadapi Idul Fitri 1446 Hijriah/Tahun 2025 di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Jakarta, Senin (10/3/2025).
"Pertama bahwa ketersediaan pangan aman dan cukup untuk jelang hari raya dan Idul Fitri 1446 Hijriah, karena ini memang sudah kita persiapkan jauh-jauh hari bersama-sama. Kedua, harga pangan secara umum stabil. Concern kita hari ini ada di cabai rawit yang harganya masih cukup pedas," papar Arief.
"Cabai ini berkaitan dengan hujan, karena kalau hujan, ini biasanya bunga akan rontok dan memang ke depan perlu menggunakan cungkup atau green house. Kemudian yang satu lagi yang perlu concern kita adalah harga MinyaKita. Harganya harus Rp 15.700 per liter, tapi di pasaran Rp 17.000-18.000 per liter," sambungnya.
Menurut Arief, jika terjadi harga jual yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) atau Harga Acuan Penjualan (HAP) diperlukan intervensi pemerintah. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar selama Ramadan sampai Idul Fitri, harga-harga harus baik dan stabil.
"Guna intervensi ke pasar, pemerintah bersama Perum Bulog telah kembali menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Selama Ramadan ini, kita siapkan 150 ribu ton untuk 3 zona," ujarnya
Sebagai informasi, realisasi SPHP beras di tingkat konsumen sebelum diberhentikan sementara pada Februari lalu, telah tersalurkan 100,9 ribu ton per 7 Februari. Sementara realisasi SPHP beras setelah ada penyaluran kembali, per 7 Maret telah berada di angka 12,1 ribu ton.
Program SPHP juga turut menyentuh jagung pakan bagi kalangan peternak layer mandiri. Realisasinya per 7 Maret telah menyentuh kuantitas 2,162 ton. Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang ada di Bulog, oleh NFA telah ditetapkan dapat dilakukan lelang dengan harga penjualan af (di depan) Gudang Bulog di angka Rp 5.500 per kilogram (kg).
Adapun rerata harga jagung di tingkat peternak per 9 Maret dicatat Panel Harga Pangan telah berada di Rp 6.129 per kg atau 5,67 persen di atas HAP. Tentunya tatkala peternak memperoleh jagung dengan harga lebih rendah dapat menstabilkan pula harga daging ayam dan telur ayam.
"Berikutnya lagi ada pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) se-Indonesia, termasuk Operasi Pasar Pangan Murah selama Ramadan dan Idulfitri. Berkat kolaborasi bersama, saat ini sudah ada lebih dari seribu titik," ungkap Arief.
Program GPM yang merupakan kolaborasi NFA bersama dinas pangan pemerintah daerah beserta berbagai stakeholder pangan, hingga 7 Maret telah menyentuh 1.762 kali di 17 provinsi dan 100 kabupaten/kota. Rinciannya Januari telah terlaksana 171 kali, Februari 731 kali, dan di Maret ini 860 kali.
Sementara realisasi pelaksanaan Operasi Pasar Pangan Murah hingga per 9 Maret 2025, telah ada di 1.165 titik yang tersebar di 34 provinsi dan 351 kabupaten/kota. Masyarakat yang tersasar dalam program ini tercatat sebanyak 202 ribu orang. Pelaksanaan OP Pangan Murah ini diupayakan ada setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 11.00 waktu setempat.
Dalam data yang dihimpun NFA, 1.165 titik tersebut ada di
976 Kantor PT Pos Indonesia, 92 gerai PT Charoen Pokphand Indonesia, 73 titik di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian, 12 titik di Pinsar Petelur Nasional (PPN), 4 lokasi di kios PT Pupuk Indonesia, 3 lokasi masing-masing di Dinas Pangan dan Dinas Pertanian, dan 1 lokasi masing-masing di gerai PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan Pinsar Indonesia.
Mengenai stok pangan pokok strategis seperti beras, Arief meyakini stok beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Ia turut menuturkan proyeksi produksi beras di Maret dan April ini akan menjadi kunci keberhasilan swasembada.
"Stok beras bulog per 7 maret sebanyak 1,9 juta ton. Ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan ini adalah stok terbaik selama 5 tahun terakhir. Lalu stok di Pasar Induk Beras Cipinang terpantau sekitar 50-51 ribu ton. Biasanya kalau stok di atas 40 ribu ton itu memang Insya Allah aman," katanya.
"Maret ini akan ada panen setara beras kurang lebih 5,48 juta ton dan April 4,97 juta ton. Jadi bulan Maret-April ini merupakan kunci sukses kalau kita ingin tidak impor beras sampai dengan akhir tahun nanti. Maret dan April ini adalah peak season-nya. Kami berterima kasih kepada seluruh teman-teman di Kepolisian dan juga TNI, karena membantu kita semua untuk penyerapan," papar Arief.
Sementara itu pada sesi konferensi pers, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menegaskan pemerintah telah sangat siap dalam menyukseskan mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini.
Ia telah memastikan kesiapan itu dari berbagai aspek bersama Polri, TNI, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata, Kementerian Agama, Badan Pangan Nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) beserta BUMN-BUMN yang terkait.
“Kesimpulan rapat (hari ini), seluruh kementerian dan lembaga yang hadir di sini telah siap untuk melaksanakan dan mensukseskan mudik maupun Lebaran Idulfitri 1446 H, tahun 2025. Dan yang kedua sebagaimana perintah Bapak Presiden telah dibentuk juga tim respons cepat apabila terjadi hal-hal terkait gangguan keamanan, bencana, dan sebagainya," ujar Budi.