• News

Dana Hibah Dipotong Trump, Universitas Johns Hopkins Pangkas 2.000 Pekerjaan

Yati Maulana | Jum'at, 14/03/2025 14:05 WIB
Dana Hibah Dipotong Trump, Universitas Johns Hopkins Pangkas 2.000 Pekerjaan Presiden terpilih Donald Trump menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Pemakaman Nasional Arlington, Virginia, AS, 19 Januari 2025. REUTERS

WASHINGTON - Universitas Johns Hopkins mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan memangkas lebih dari 2.000 pekerjaan di AS dan luar negeri setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menghentikan hibah senilai $800 juta untuk lembaga akademis ternama tersebut.

Ini menandai PHK terbesar dalam sejarah universitas dan melibatkan 247 pekerja domestik AS untuk lembaga akademis dan 1.975 posisi lainnya di luar AS di 44 negara.

Pemutusan hubungan kerja berdampak pada Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg universitas, sekolah kedokterannya, dan lembaga nirlaba terafiliasi untuk kesehatan internasional, Jhpiego.

"Ini adalah hari yang sulit bagi seluruh komunitas kami. Penghentian lebih dari $800 juta dalam pendanaan USAID sekarang memaksa kami untuk menghentikan pekerjaan penting di sini di Baltimore dan internasional," kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada media.

Sejak menjabat pada 20 Januari, Trump dan sekutu miliardernya Elon Musk telah berusaha membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS.

Pemerintahan Trump telah membatalkan lebih dari 80% dari semua program di USAID setelah peninjauan selama enam minggu, kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Senin.

Selain serangan terhadap badan bantuan luar negeri AS, pemerintahan Trump juga menyelidiki 60 universitas Amerika, termasuk Hopkins, terkait protes pro-Palestina di kampus-kampus.

Pemerintah Trump menuduh para pengunjuk rasa bersikap antisemit. Para demonstran membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pemerintah AS mencampuradukkan kritik mereka terhadap serangan militer sekutu AS, Israel, di Gaza dengan antisemitisme.

Minggu lalu, AS membatalkan hibah dan kontrak senilai $400 juta untuk Universitas Columbia di New York.

Pemerintah Trump juga berupaya mendeportasi Mahmoud Khalil, seorang mahasiswa pascasarjana Palestina yang telah memainkan peran penting dalam protes pro-Palestina di Columbia.