JAKARTA - Nuzulul Quran merupakan momen penting bagi umat Islam, sebab pada malam ini Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Istilah Nuzulul Quran berasal dari bahasa Arab yaitu, نُزُولُ (Nuzul) yang berarti turun, menurunkan, atau diturunkan. Jadi, secara etimologi, Nuzulul Quran berarti "turunnya Al-Qur`an".
Istilah ini merujuk pada peristiwa diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadan pada tahun pertama kenabiannya.
Di Indonesia sendiri, momen ini ini biasanya diperingati pada malam ke-17 Ramadan dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pengajian, ceramah, serta pembacaan Al-Qur`an secara bersama-sama.
Berikut ini berbagai tradisi lokal di Indonesia dalam rangka perayaan Nuzulul Quran:
1. Tradisi Kuwah Beulangong di Aceh
Secara harfiah, "kuwah" berarti kuah atau sup, sedangkan "beulangong" adalah kuali besar yang digunakan untuk memasak dalam jumlah banyak.
Pada malam Nuzulul Quran, masyarakat setempat, terutama para pria, bergotong royong memasak kuah beulangong dalam jumlah besar di halaman masjid, meunasah (surau), atau di lapangan terbuka.
2. Tradisi Seribu Tumpeng di Solo, Jawa Tengah
Di Solo mengadakan tradisi "Seribu Tumpeng" atau dikenal juga sebagai "Maleman Sriwedari" untuk memperingati Nuzulul Quran.
Pada tanggal 21 Ramadan, seribu nasi tumpeng diarak dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Joglo Sriwedari.
Setelah arak-arakan, masyarakat berkumpul untuk menikmati tumpeng tersebut bersama-sama, mencerminkan kebersamaan dan rasa syukur.
3. Khataman Al-Quran
Di berbagai daerah, peringatan Nuzulul Quran diisi dengan kegiatan khataman Al-Qur`an, secara bersama-sama. Setelah itu, dilanjutkan dengan doa bersama dan kenduri atau makan bersama, sebagai ungkapan rasa syukur dan mempererat tali silaturahmi antarwarga.